Jakarta, CNN Indonesia -- Era Internet of Things tak terelakkan lagi. Bahkan teknologi jaringan berikutnya (5G), juga sudah dipersiapkan untuk bisa menangani peningkatan permintaan jaringan akibat meledaknya jumlah perangkat dan orang yang terhubung ke internet.
Meski gaungnya saat ini belum terlalu terasa bagi konsumen Indonesia, namun perlahan perangkat IoT akan mulai membanjiri pasar.
Sejumlah produsen teknologi sudah mengumumkan langkah mereka untuk memproduksi perangkat IoT. Mulai dari Samsung, LG, hingga Xiaomi. Di Indonesia, smartwatch bisa dibilang sebagai salah satu perangkat IoT yang paling populer dan mudah ditemui di pasaran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam keterangan persnya kemarin, Xiaomi juga menyebutkan niatannya untuk segera memasukkan perangkat-perangkat IoT miliknya ke Indonesia.
Ditemui di saat terpisah, Ismail selaku Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) mengaku sempat berniat untuk mengimplementasikan regulasi TKDN pada perangkat lain di luar smartphone 4G. Perangkat berikutnya yang akan disasar adalah perangkat Internet of Things.
Menurut Ismail, langkah ini perlu dilakukan mengingat kesuksesan regulasi TKDN yang dinilai berhasil mengurangi defisit perdagangan nasional. Defisit perdagangan ini terjadi akibat banyaknya barang impor yang masuk ke Indonesia.
"Sebab, saat era 3G dulu, ponsel bebas diimpor masuk tanpa penyaring apapun," terangnya, saat ditemui di Indonesia LTE Conference 2017, beberapa waktu lalu.
"Ide saya inginnya itu kita antisipasi jadi jangan nunggu barangnya masuk dulu sudah digunakan banyak di masyarakat baru kita regulasikan. Ini baru rencana. Saya menganggap kalau IoT itu potensinya besar sekali, akan dibutuhkan secara massal oleh masyarakat. Kenapa tidak kebijakan TKDN-nya duluan," tambah Ismail lagi.