Jakarta, CNN Indonesia -- Rencana demonstrasi pengemudi GrabCar, Selasa (18/7), batal. Demonstrasi ini batal lantaran tidak mengantongi izin dari kepolisian.
Hal ini dikonfirmasi oleh Wakil pengemudi GrabCar dalam Front Driver Online (FDO), Nur Adim alias Aris Clowor. Sebagai gantinya, mereka difasilitasi untuk berunding dengan manajemen Grab.
"Iya kita tidak dapat izinnya. Tapi tadi kita dihubungi oleh Polda agar berunding di Kementerian Perhubungan," kata Aris melalui sambungan telepon.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aris menuturkan perundingan nanti akan turut diikuti oleh perwakilan Kementerian Perhubungan dan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Sementara kepolisian juga hadir sebagai fasilitator perundingan.
FDO tak mempermasalahkan batalnya unjuk rasa mereka. Menurut Aris baik itu perundingan, mediasi, atau unjuk rasa, yang paling penting tujuan mereka tercapai.
"Asal tuntutan kita tercapai, tidak ada masalah," ucap Aris.
Sebelumnya pihak FDO sudah menyiarkan rencana unjuk rasa mereka di depan kantor manajemen Grab Indonesia di Lippo Kuningan, Jakarta, dan diteruskan hingga ke depan Istana Negara.
FDO rencananya menargetkan 1.000 kendaraan hadir dalam protes ini. Namun karena batal, peserta tidak berkumpul.
Unjuk rasa tersebut merupakan tuntutan lanjutan sejumlah pengemudi Grab atas insentif hari raya yang tidak mereka terima pada hari raya Idul Fitri yang lalu.
Belum lama ini mereka juga mengadakan pertemuan mediasi dengan manajemen Grab. Namun belum mulai mediasi, kericuhan terjadi. Kedua belah pihak nyaris saling pukul. Perselisihan terjadi lantaran beda persepsi soal lokasi mediasi.
=====
Update:
Ketua Front Driver Online (FDO), Rizki kepada CNNIndonesia.com menegaskan pihaknya membatalkan rencana unjuk rasa bukan karena tidak mengantongi izin, melainkan karena sudah mendapatkan tawaran mediasi dari pihak Kepolisian. Namun begitu, ia belum bisa memberikan informasi kapan mediasi antara pengemudi dan manajemen Grab akan dilakukan. (eks)