Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perindustrian akhirnya merampungkan purwarupa proyek kendaraan pedesaan. Wujudnya berupa mobil semi
pickup yang dapat dipasangkan dengan berbagai alat dari pertanian hingga perkebunan.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, mengatakan pihaknya sudah memiliki dua purwarupa kendaraan pedesaan, dengan sebutan Generasi 2A dan 2B. Proses penyempuranaan rencananya bakal diteruskan oleh para pelaku industri otomotif yang bermain di dalam negeri.
"Jadi, kendaraan pedesaan ini juga tidak hanya untuk offroad tetapi juga bisa masuk ke jalan-jalan desa di luar jalan tol," kata Airlangga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, purwarupa kendaraan telah melalui sejumlah pengujian, mulai dari uji keselamatan di Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor, Kementerian Perhubungan sampai dengan pengujian emisi di Balai Termodinamika Motor dan Propulsi di BPPT.
Untuk proses pengembangan purawrupa dan produski yang sesuai dengan kaidah manufaktur, pihak Kemenperin sendiri telah menunjuk Institut Otomotif Indonesia (IOI).
Ketertarikan Sejumlah PengembangIa melanjutkan, saat ini ada beberapa perusahaan dalam negeri yang mengaku berminat mengembangkan mobil pedesaan. Seperti Fin Komodo di Jawa Barat, Karya Hidup Sentosa (produsen traktor Quick) di Yogyakarta dan Astra Otoparts, selaku produsen Wintor.
Airlangga mengaku melakukan sejumlah pertimbangan selama proses pengembangan, mulai dari menjalin komunikasi dengan pelaku industri otomotif nasional dalam menentukan standardisasi hingga melihat peluang pasar ke depannya.
Sementara itu, untuk penerapan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) di mobil pedesaan rencananya akan dilakukan secara bertahap layaknya pengembangan mobil
low cost green car (LCGC) atau
low carbon emission vehicle (LCEV).
"Kami juga menggandeng industri kecil dan menengah (IKM) sektor komponen otomotif guna memacu TKDN," ujarnya.
Dengan melibatkan IKM lokal, ia menjelaskan, diharapkan para pengguna bisa lebih mudah mendapatkan sparepart di pasaran dan pemilihan teknologi yang sesuai dengan kondisi alam dan demografi Indonesia.
"Dengan kapasitas mesin di bawah 1.000 cc, kendaraan ini akan dijual lebih murah dari LCGC, yakni di kisaran kurang dari 100 juta rupiah," kata Airlangga.
(evn)