Jakarta, CNN Indonesia -- Mac buatan Apple adalah salah satu mesin komputer yang dibanggakan keamanannya. Hal ini lantaran Apple membuat lingkungan tertutup untuk pengembangan
software dan
hardware perangkat itu.
Dengan lingkungan yang tertutup ini, Apple bisa mendorong pembaruan keamanan lebih cepat dari sistem terbuka (
open source).
Namun sebuah riset terbaru menemukan pembaruan keamanan Mac ini tidak bekerja seperti seharusnya. Hal ini terungkap dari penelitian perusahaan keamanan bernama System Duo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Survei Duo terhadap 73.000 komputer Mac menemukan ada 4,2 persen di antaranya belum memakai
firmware yang seharusnya. Bahkan di model seperti iMac 21,5 inci edisi 2015, ada sekitar 43 persen di antaranya yang tak memperbaharui
firmware.
Peretas malahan telah membuat
malware untuk memanfaatkan celah keamanan di Mac itu melalui serangan Thunderstrike, demikian
Gizmodo.
Celah di komputer Mac ini bisa dieksploitasi ketika pemilik komputer memasang adapter
ethernet ke lubang 'thunderbolt'.
Merespons temuan ini, Apple sudah mengetahuinya dan segera membenahinya. "Untuk memberikan pengalaman yang lebih aman, macOS High Sierra akan memvalidasi otomatis
firmware secara mingguan," kata Apple dalam pernyataan resminya, seperti dikutip
Reuters.
Pentingnya firmware Firmware sendiri merupakan piranti lunak bawaan di komputer yang keberadaannya tak kalah penting dari sistem operasi.
Firmware punya tugas untuk mengecek apakah hard disk dan prosesor ada di tempat dan memberi perintah kepadanya. Piranti ini bekerja ketika komputer dinyalakan.
Bedanya,
firmware ini seringkali agak sulit untuk diperbaharui sistemnya. Alhasil vendor harus menyediakan update yang terpisah dari pembaruan sistem operasi yang lebih jamak.
(eks)