Jakarta, CNN Indonesia -- Tim peretas kembali menargetkan sistem perbankan SWIFT untuk melakukan aksi kejahatan. Para peretas sendiri tahun lalu sempat membobol US$81 juta dari Bank Sentral Bangladesh.
Seorang pejabat senior SWIFT mengatakan bahwa upaya peretasan terhadap sistem keamanan mereka masih terus berlanjut.
"Upaya (peretasan) terus berlanjut. Memang itu yang kami harapkan, karena kami tak ingin mereka tiba-tiba menghilang begitu saja," ucap Stephen Gilderdale, kepala program keamanan SWIFT dalam sebuah wawancara seperti dilaporkan
Reuters.
Pernyataan Gilderdale seakan menggarisbawahi bahwa bank masih menjadi institutusi yang paling berisiko terkena serangan siber.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peretas diketahui menargetkan komputer yang digunakan untuk mengakses SWIFT selama hampir dua bulan setelah kasus pencurian pada Februari 2016 dari rekening Bank Bangladesh di Federeal Reserve Bank of New York.
SWIFT sendiri merupakan
platform yang meaghubungkan perbankan, perusahaan dan lembaga keuangan lainnya untuk bertukar pesan dan bekerja sama dengan institusi lain yang berada di belahan dunia berbeda.
Gilderdale menolak membeberkan berapa banyak peretas yang berupaya mengakses sistem SWIFT. Ia juga enggan mengatakan berapa persen di antaranya yang berhasil, berapa banyak uang yang telah dicuri, hingga kemungkinan potensi serangan mereka akan lebih cepat atau justru melambat.
Terkait kasus ini, pada Senin (9/10) lalu di Sri Lanka dilaporkan penangkapan dua orang yang melakukan pencucian uang dari Bank Taiwan yang diketahui sistem komputernya telah diretas untuk meloloskan transaksi di luar negeri.
Polisi kemudian mengambil tindakan usai menerima laporan adanya transaksi mencurigakan.
Menyoal kasus pencurian uang di Bank Sentral Bangladesh, Gilderdale mengatakan ada beberapa sistem keamanan yang digunakan untuk menghalau aksi peretasan.
Sebagai contoh, ia mengatakan bahwa sistem SWIFT telah berhasil menghentikan beberapa serangan berkat pembaruan sistem peranti lunak yang secara otomatis mengirimkan peringatan ketika peretas berupaya mengotak-atik data pada komputer bank yang digunakan untuk mengakses ke jaringan.
SWIFT juga berencana mengungkap kemungkinan untuk mulai berbagi data dengan vendor keamanan untuk menggabungkan informasi ke dalam produk yang tergabung dalam sistem mereka.
(evn)