Hari Jomlo 2017, Rekor Belanja Online Pecah

CNN/Sherisse Pam | CNN Indonesia
Sabtu, 11 Nov 2017 18:21 WIB
Alibaba lagi-lagi mendorong pecahnya rekor belanja online dalam satu hari. Kali ini Rp243 triliun dibelanjakan hanya dalam 13 jam pertama.
Ilustrasi gudang situs belanja online. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan e-commerce asal China, Alibaba, baru saja memecahkan rekor jumlah penjualan tertinggi dalam satu hari pada Sabtu (11/11). Perusahaan yang dipimpin Jack Ma tersebut sukses mengantongi penjualan senilai US$18 miliar atau setara Rp243 triliun hanya dalam 13 jam dalam perayaan Singles Day (Hari Jomlo).

Nilai tersebut melampaui penjualan mereka tahun lalu yaitu sebesar US$17,8 miliar dalam waktu 24 jam.

Singles Day sendiri adalah perayaan informal di China untuk mereka yang tidak berpasangan. Tanggal 11/11 dipilih karena mewakili 'semangat' tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak 2009, Alibaba mengubah hari itu menjadi hari belanja khusus dengan banyak diskon seperti halnya Hari Belanja Nasional di Indonesia.

Menurut catatan CNN Money, penjualan di tanggal 11 November itu melebihi total penjualan Black Friday dan Cyber Monday yang dilaksanakan di Amerika Serikat.

Berdasarkan perusahaan riset e-Marketer Retail, Alibaba telah berhasil memanfaatkan acara ini untuk memancing perusahaan-perusahaan internasional untuk turut bagian. Lebih dari 40 persen merek yang terlibat dalam Single Day tahun ini berasal dari luar China.

Meski target pasar Single Day mayoritas adalah penduduk China, belakangan konsumen luar negeri juga turut kecipratan kemeriahan hari tersebut.

Beberapa situs belanja di Asia Tenggara seperti Lazada (dimiliki Alibaba), Zalora dan Shopee juga ikut merayakan Singles Day tahun ini dengan mengeluarkan program promosi mereka sendiri.

Selain menyebar ke negara-negara lain, Singles Day juga berevolusi sehingga tak hanya menggunakan jaringan internet, tapi juga toko-toko tradisional.

Hal ini yang dilakukan Alibaba dan rival beratnya JD.com, yaitu menggunakan kepopuleran Singles Day untuk mendorong lebih banyak orang belanja ke toko offline mereka juga.

Di balik kesuksesan Singles Day, Greenpeace menyebut bahwa acara ini juga memproduksi sampah dalam jumlah besar.

Proses produksi, pengemasan, dan pengiriman barang yang berkaitan dengan momen tersebut menghasilkan emisi karbon dioksida sebesar 258.000 ton, pada tahun lalu. Bahkan, diperlukan sekitar 2,6 miliar pohon untuk menyerap karbon tersebut.

Dengan kesuksesan yang lebih besar tahun ini, grup aktivis alam memperkirakan jejak karbon yang ditinggalkan akan lebih besar lagi.

"Lebih banyak konsumsi berarti lebih banyak emisi CO2 dan limbah," kata juru kampanye Greenpeace Nie Li.

(kst/vws)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER