Mengukur Laju Fortuner Setnov Saat Tabrak Tiang Listrik

Rayhand Purnama | CNN Indonesia
Jumat, 17 Nov 2017 11:21 WIB
Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting memprediksi Fortuner Setnov melaju dengan kecepatan rendah, terlihat dari kondisi mobil usai kecelakaan.
Setnov dikabarkan dirawat usai kecelakaan di kawasan Permata Hijau Jakarta Selatan (dok. CNN Indonesia/Hesti Rika Pratiwi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kecelakaan yang melibatkan tersangka kasus korupsi mega proyek KTP elektronik Setya Novanto memicu tanda tanya besar mengenai kecepatan laju kendaraan saat menabrak sebuah tiang listrik di kawasan Permata Hijau, Jakarta Selatan pada Kamis (16/11) malam. Mobil Toyota Fortuner yang ditumpangi Setnov dikenal bukan kendaraan murahan.

Mobil berjenis Sport Vehicle Utility (SUV) ini diketahui keluaran tahun 2012. Berbagai fitur keselamatan juga sudah disematkan untuk menghindari pengendara jika terjadi kecelakaan yang memicu benturan.

Pendiri dan Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Palubuhu, berasumsi dengan bekal sejumlah fitur keselamatan, kecil kemungkinan Fortuner Setnov melaju dalam kecepatan tinggi. Hal itu terlihat dari kondisi kendaraan pasca kecelakaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jusri memprediksi kendaraan hanya melaju di kisaran kecepatan 20 km/ jam.

"Kenapa (bukan kecepatan tinggi), karena dilihat dari titik head lamp tidak pecah. Karena kalau kecepatan tinggi itu bisa pecah terkena efek benturan (terhimpit) dari bodi kendaraan," kata Jusri kepada CNNIndonesia.com melalui pesan singkat, Jum'at (17/11).

Ia juga menuturkan bukti lain bisa dilihat dari rekaman video yang tidak memperlihatkan airbag mengembang. Sensor airbag menurutnya tidak mungkin bekerja pada kecepatan di bawah 20 km/ jam.

"Karena kecepatan di atas 20 km (bila menabrak), maka sensor bekerja. Tapi kalau kita lihat dari samping kiri dan bagian depan dashboard tidak ada bayangan putih seperti airbag terburai," ucapnya.

Namun ia tidak menampik jika dalam kondisi tertentu kecelakaan bisa membuat penumpang di dalamnya cedera ringan. Terlebih jika penumpang dalam kondisi berada di baris kedua dan tidak mengenakan sabuk pengaman.

Menurutnya, kendaraan yang melaju pada kecepatan 20 km/ jam bisa berhenti total dan berdampak pada penumpang di dalamnya. Ia mengibaratkan efek itu serupa dengan seseorang yang terjun dari ketinggian tiga meter. 

"Jadi logis saja kalau cedera, apalagi kalau tidak memakai sabuk pengaman. Bayangkan kalau muka kita kena bagian belakang head rest yang sudah ada layar (sentuh) yang terbuat dari mika dengan kecepatan itu," ucapnya menerangkan.

Penjelasan Jusril ini bertolak belakang dengan pernyataan kuasa hukum Setnov yang menyebut kliennya mengalami cedera berat usai kecelakaan semalam. Jika melihat pada luka-luka yang dialaminya, besar kemungkinan Setnov duduk di baris kedua mobil yang bernomor polisi B 1372 ZLO itu.

[Gambas:Video CNN] (evn)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER