Mengetahui Kapan dan Bagaimana Gunung Berapi Meletus

Ervina Anggraini | CNN Indonesia
Senin, 27 Nov 2017 12:46 WIB
Selain sebagai fenomena alam, letusan gunung berapi sebenarnya bisa diketahui waktunya jika melihat pada faktor pendukung dan catatan historisnya.
Proses dan waktu meletusnya gunung berapi sebenarnya bisa diprediksi. (dok. REUTERS/Johannes P. Christo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Selain dianggap sebagai fenomena alam, peristiwa gunung meletus sebenarnya peneliti bisa diketahui kapan dan bagaimana prosesnya.

Sebelum memuntahkan lahar panas, sebenarnya ada tiga faktor utama yang menyebabkan gunung meletus, yakni daya apung magma, tekanan yang disebabkan gas yang timbul dalam magma, dan adanya magma baru yang masuk ke dalam ruang magma sehingga mendorong magma di dalamnya untuk keluar.

Magma pada gunung berapi terbentuk saat lapisan selimut bumi atau kerak bawah bumi meleleh. Volume magma yang terus bertambah di saat massanya tetap membuat magma menjadi lelehan yang kurang padat dibandingkan batuan di sekitarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika kepadatan lelehan magma dan permukaannya lebih rendah dibandingkan kepadatan komponen serta permukaan yang ada di sekitarnya, saat itulah erupsi terjadi.

Ruang magma yang telah terisi magma juga dapat memicu erupsi, lantaran magma baru yang memiliki kandungan yang serupa atau berbeda dengan magma sebelumnya yang terus mendorong magma lama untuk merangkak naik dan keluar dari permukaan.

Meski penyebab gunung meletus sebenarnya sudah bisa dipelajari, namun bukan berarti ahli vulkanologi bisa menebak kapan persisnya gunung berapi akan meletus.

Mengutip Scientific American, kini waktu letusan bisa diperkirakan berdasarkan informasi historis gunung. Produk vulkanik pada letusan sebelumnya, serta catatan sejarah dan prasejarah gunung bisa menjadi referensi untuk memprediksi letusan berikutnya.

Kemungkinan besar sejarah yang sama bisa berulang jika melihat pada catatau historias letusan satu gunung berapi.

Perkiraan waktu letusan gunung berapi juga dapat diketahui dari berbagai faktor, salah satunya aktivitas seismik pada gunung berapi, termasuk kedalaman dan frekuensi gempa vulkanik gunung.

Faktor lain yang membantu meramalkan waktu letusan gunung berapi adalah hasil ukur deformasi tanah yang ditentukan dengan tiltmeter, GPS dan interferometri satelit serta emisi gas yang terukur dari jumlah gas belerang dioksida yang dipancarkan oleh spektrometer korelasi atau COSPEC.

Teknik tersebut terbukti sukses saat digunakan untuk meramalkan letusan Gunung Pinatubo di Filipina pada tahun 1991. Saat itu peneliti dengan tepat berhasil memprediksi hari melutsnya Gunung Pinatubo pada 15 Juni yang membuat Pangkalan Udara Clark serta ribuan nyawa terselamatkan. (evn/sat)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER