Menyoal Kemampuan Hewan Membaca Tanda Bencana Alam

Bintoro Agung | CNN Indonesia
Senin, 27 Nov 2017 16:28 WIB
Perilaku hewan yang tak lazim hewan seringkali dianggap sebagai pertanda akan datangnya sebuah bencana alam. Benarkah?
Tak hanya hewan liar, hewan domestik seperti anjing dan kucing pun seringkali memperlihatkan perilaku aneh sebelum terjadi bencana (dok. Mikhail Vasilyev via StockSnap)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pada tahun 373 SM, sebuah catatan sejarah merekam kejadian aneh di Yunani Kuno ketika hewan-hewan berlarian meninggalkan kota Helice. Beberapa hari kemudian, dalam catatan yang sama, sebuah gempa besar melanda kota tersebut.

Sejak dahulu kala, perilaku tak lazim hewan dianggap sebagai pertanda akan datangnya sebuah bencana alam. Keyakinan semacam itu pun terus menurun ke masyarakat dewasa ini.

Ketika gempa besar dan tsunami terjadi pada 2004 silam di Samudera Hindia, banyak laporan mengenai tingkah laku tak biasa dari hewan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Misalnya di Sri Lanka, beberapa saksi mata menyaksikan banyak gajah berteriak lalu lari ke ketinggian, anjing peliharaan yang enggan diajak ke luar rumah, burung flamengo yang meninggalkan sarang, hingga kumpulan hewan di kebun binatang yang tak mau keluar dari kandangnya.

Laporan National Geographic tak lama dari kejadian itu menyebutkan sedikit sekali hewan yang ditemukan tewas. Padahal di saat yang sama korban manusia akibat gempa dan tsunami itu mencapai ratusan ribu dari sejumlah negara.

Para peneliti punya dugaan yang lebih spesifik soal kemampuan hewan tersebut. Mereka meyakini indera hewan yang jauh lebih tajam dari manusia yang meloloskan dirinya dari jerat bahaya.

Hiroyuki Yamauchi dari National Tsing Hua University pernah melakukan survei mengenai reaksi kucing sebelum gempa terjadi.

Dari hasil survei itu diketahui lebih dari enam hari sebelumnya, sejumlah kucing berperilaku tak lazim dan mudah stres, beberapa kucing lain jadi cepat marah. Peneliti yakin respons kucing tersebut muncul karena tahu ada bencana bakal tiba lewat pendengarannya.

Penelitian serupa dilakukan oleh Henry Streby dari University of California Berkeley. Dalam jurnal Current Biology, dia menemukan burung jenis warbler meninggalkan habitatnya 24 jam sebelum sebuah badai menimpa tempatnya.

"Di saat bersaman ketika ahli cuaca di The Weather Channel menyampaikan ada badai yang datang, burung-burung itu ternyata sudah pergi mengevakuasi dirinya," ucap Streby seperti dikutip dari laman The Seeker

Belum Sepenuhnya Terbukti

Contoh kejadian dan penelitian di atas tak lantas membuat semua orang setuju bahwa hewan bisa mendeteksi bencana yang akan datang. United States Geological Survey (USGS) misalnya yang skeptis ada korelasi perilaku spesifik hewan dengan aktivitas kegempaan.

"Banyak sekali anekdot yang kita hadapi. Reaksi binatang bisa disangkutkan ke banyak hal, ketika mereka lapar, mempertahankan wilayah kekuasaan, kawin, hingga ke predator, sulit membuat studi terukur untuk memperoleh sinyal peringatan dini seperti itu," kata Andy Michael, ahli geofisika di USGS, seperti dikutip National Geographic

Ketidakyakinan geolog soal kemampuan hewan ini mengundang kritik dari pihak lain. Sheldrake, seorang ahli biologi dan penulis, menganggap tingkah laku hewan yang aneh sebelum bencana tiba tak terjadi tanpa alasan.

Namun Sheldrake tak menampik bahwa perlu penelitian yang lebih dalam untuk mengetahui secara pasti hubungan hewan dan bencana alam.

"Butuh projek besar untuk menangkap imajinasi jutaan orang, mendoron penelitian dengan partisipasi publik yang besar dan menyenangkan," tukas Sheldrake. (eks)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER