Jakarta, CNN Indonesia --
Ada alasan mengapa setiap ada bencana gunung meletus dan hujan abu, penerbangan di areal sekitar lokasi bencana ditangguhkan. Ternyata, abu vulkanik yang menyembur dari letusan gunung berpotensi mematikan mesin pesawat.
Abu vulkanik tersebut terdiri dari materi silika yang meleleh di suhu 1.100 derajat Celcius. Sementara pembakaran di turbin mesin jet pesawat bersuhu 1.400 derajat Celcius.
Dengan demikian, abu vulkanik yang terdiri dari partikel-partikel abu silika itu akan meleleh jika terhisap oleh mesin pesawat. Lelehan silika ini akan menumpuk di turbin.
Ketika tumpukan makin tebal, efisiensi turbin akan berkurang. Hal ini membuat aliran udara terhambat, sehingga bisa menyebabkan mesin pesawat mati.
Hingga saat ini masih belum ada alat pendeteksi abu vulkanik bagi pesawat. Sehingga ketika ada erupsi gunung berapi, pihak otoritas penerbangan memilih untuk membatalkan perjalanan pesawat di sekitar wilayah erupsi.