Jakarta, CNN Indonesia -- Laporan kejadian luar biasa (KLB) difteri sdi 19 propinsi mendorong Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk melakukan imunisasi segera (Outbreak Response Immunization - ORI) secara serentak di 3 provinsi, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten hari ini (11/12).
Tiga wilayah ini diberi penanganan segera karena faktor kepadatan penduduknya yang memungkinkan penyebaran difteri menjadi lebih cepat bila tidak ada imunisasi.
Netizen yang mendukung gerakan itu pun meramaikan tagar #AyoKitaVaksin. Seperti dicuitkan akun @ratnaillahi yang memberikan ilustrasi pentingnya imunisasi untuk mencegah penyakit menular.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa juga menyatakan agar para orang tua memikirkan baik-baik untuk segera memvaksin anaknya.
Ustadz Felix Siauw juga angkat bicara soal vaksin ini. Ia mengemukakan sejumlah dalil Islam mengenai boleh atau tidaknya melakukan vaksin.
Dalam tulisan di laman akun pribadinya di Facebook, sang ustadz menyampaikan sejumlah argumen mengenai halal-tidaknya vaksin.
Ia pun mengaitkannya masalah vaksin dengan berbagai isu, baik keamanan, kehalalan, hingga teori konspirasi yang beredar terkait vaksin. Ia juga menyebutkan sejumlah pemuka Islam yang memperbolehkan dan melarang.
[Gambas:Facebook]Pembahasan oleh ustadz Felix ini rupanya juga menuai reaksi netizen seperti diungkap @astridlaurenza yang menyarankan agar tidak mendasarkan keputusan soal vaksin hanya "kata orang".
Wabah difteri sendiri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diptheriae yang dapat ditularkan melalui batuk atau bersin. Kuman yang bersarang di hidung dan tenggorokan ini dapat menyebabkan kelumpuhan otot jantung dan saraf.
Penyebab wabah ini adalah kurang lengkapnya imunisasi yang diperoleh dan timbul dengan gejala munculnya selaput putih tebal pada tenggorokan dan hidung serta pembengkakan di area leher. Difteri hanya bisa dicegah melalui vaksinasi yang dilakukan setiap 10 tahun, termasuk untuk orang dewasa.
(eks/ste)