Pengguna Android Kini Bisa Pakai 3 Akun Telegram

CNN Indonesia | CNN Indonesia
Rabu, 03 Jan 2018 04:02 WIB
Telegram versi 4.7 telah dirilis untuk perangkat Android yang memungkinkan penggunanya untuk menggunakan tiga akun berbeda dalam satu platform
Telegram versi 4.7 telah dirilis untuk perangkat Android yang memungkinkan penggunanya untuk menggunakan tiga akun berbeda dalam satu platform. (Foto: REUTERS/Dado Ruvic)
Jakarta, CNN Indonesia -- Telegram versi 4.7 telah dirilis untuk perangkat Android yang memungkinkan penggunanya untuk menggunakan tiga akun berbeda dalam satu platform. Pergantian akun dapat dilakukan dengan mengetuk panah yang menghadap ke atas pada samping menu.

Meski ketiga akun tersebut menggunakan nomor ponsel yang berbeda, namun pengguna tetap bisa mendapatkan notifikasi untuk semua akun tanpa perlu memperhatikan akun mana yang sedang aktif.

Kemunculan notifikasi ini juga dapat diatur melalui pengaturan untuk Notifikasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Untuk Telegram versi iOS, aplikasi berkirim pesan yang dirilis pada 14 Agustus 2013 ini memberikan kelebihan lain dari segi penampilan. Pasalnya, kini pengguna iOS dapat bebas mengganti tema platform tersebut yang tersedia dalam beberapa jenis, seperti tema gelap atau 'mode malam' dan tema terang atau 'mode siang'.

Dari segi kemudahan mengirim pesan, perusahaan sepakat untuk adil memberikan fitur quick replies pada kedua sistem operasi. Opsi quick replies muncul saat pengguna menggeser kolom percakapan ke arah kiri untuk membalas pesan tersebut secara spesifik, seperti dilansir Engadget.

Transformasi Perusahaan

Langkah Telegram untuk merilis pembaharuan di awal 2018 ini seakan menjadi bagian dari program transformasi perusahaan untuk menjadi lebih terbuka dengan regulator atau pemerintah.

Sebelumnya, platform berkirim pesan ini banyak diblokir di beberapa negara, seperti Rusia, Iran, Arab Saudi, Tiongkok dan Indonesia.


Alasan pemblokiran pun beragam, mulai dari pelanggaran terhadap peraturan pemerintah hingga penggunaan aplikasi oleh kelompok radikal untuk kepentingan terorisme dan pembangkangan terhadap pemerintah.

Di Indonesia, aplikasi yang digagas oleh Pavel Durov itu sempat diblokir oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) pada 14 Juli 2017.

Alasannya, penggunaan aplikasi itu diduga untuk menyebarkan ajaran radikal yang mengarah ke terorisme serta adanya potensi bagi teroris untuk menyembunyikan identitasnya.

Namun, pengguna Telegram di Indonesia pun dapat kembali bernafas lega setelah 11 situs Telegram kembali dibuka pihak Kemenkominfo pada 10 Agustus 2017. (sat/asa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER