Jakarta, CNN Indonesia -- Dalam hitungan minggu, bus listrik besutan Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, Mobil Anak Bangsa (MAB) akan muncul ke hadapan publik. Menyandang titel mobil hasil anak bangsa, kandungan komponen lokal bus tersebut ternyata sudah mencapai 45 persen.
Jumlah tersebut, menurut
President Indonesian Society of Automotive Engineers Indonesia Gunadi Sindhuwinata, diperoleh berdasarkan
chassis, interior sampai bodi yang sudah dilokalkan. Bahkan, karoserinya sudah mencapai 100 persen lokal.
"Secara kasar mulai dari bodi dan chassis terus semua interior bisa mencapai 45 persen lokal," kata Gunadi kepada
CNNIndonesia.com, Jumat (9/2).
Menurut Gunadi bus MAB sudah mengantongi TKDN (tingkat kandungan dalam negeri) sebesar di atas 40 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aturan TKDN untuk bus sendiri memang sampai saat ini belum benar-benar baku. Setiap pabrikan diharuskan berinvestasi di Indonesia untuk pengembangan pabrik berikut alat-alat produksi dan vendor pemasok komponen.
Dijelaskan Gunadi, setidaknya secara bertahap MAB memilih berinvestsi di dalam negeri dengan memiliki kriteria yang cukup jelas.
"Elektronik juga secara bertahap dan dibuat di dalam negeri. Tapi sekarang masalah itu ada di baterai, baterai kami harus cari siapa teknologi paling bagus di dunia," ujar Gunadi.
Ia mengungkapkan, kendalanya adalah baterai yang masih didatangkan dari luar negeri. Walau nantinya sudah menemui produsen baterai yang tepat, pihak MAB tidak ingin hanya sekadar bekerjasama, melainkan juga meminta produsen tersebut membuka cabangnya di Indonesia.
"Paling penting bukan hanya assessment secara teknologi, tapi bisnis dan
manufacturing juga. Jadi kami ajak mereka untuk melakukan investasi dengan MAB di Indonesia," tegas Gunadi.
Ia menambahkan, kendati bus MAB masih banyak menggunakan komponen luar, namun dalam pengembangan purwarupa bus listrik yang diduga bernama Maxvel itu tetap dikendalikan anak bangsa.
"Paling penting itu engineering kami yang pegang, development juga dibuat di dalam negeri. Kami maunya pabrik komponen maupun kendaraan ada di dalam megeri, kalau sudah bisa kembangkan ini pastinya bisa untuk kendaraan (listrik) lainnya," tutup Gunadi yang enggan membeberkan di mana lokasi pengembangan MAB.
(mik)