Jakarta, CNN Indonesia -- Penipuan dengan sistem
skimming atau penggandaan kartu yang menimpa nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Kediri, Jawa Timur jadi momok yang kembali terulang bagi nasabah.
Menurut pengamat keamanan siber, Alfons Tanuwijaya, praktik skimming sebenarnya tergolong ketinggalan zaman. Modus ini bertujuan mencuri data dalam rekening calon korban dengan cara memalsukan dan menyalin kartu nasabah.
Kombinasi PIN didapatkan dengan mensontek atau merekam saat korban hendak melakukan transaksi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Metode kuno ini seharusnya tidak perlu terulang di seluruh mesin ATM. PIN pad ditutup sedemikian rupa sehingga sulit diintip, sekalipun menggunakan kamera tersembunyi," jelas Alfons melalui keterangan kepada
CNNIndonesia.com.
Sejumlah bank saat ini sebenarnya sudah mengurangi potensi
skimming dengan memasang pengaman pada
slot tempat nasabah memasukkan kartu. Tak cukup sampai disitu, OJK, kepolisian, manajemen lembaga keuangan, dan pelaksana di lapangan harus melakukan langkah pencegahan lain.
Alfons menyebut sebenarnya ada satu metode pengamanan yang cukup efektif untuk membuat pelaku kriminal tidak berkutik, yakni dengan memanfaatkan rekaman kamera pemantau (cctv).
"
Database cctv
(close circuit television) juga harus dianalisis dan dikelola dengan baik sebagai langkah antisipasi
skimming," imbuhnya.
Tim khusus harus selalu menyimpan, mengelola, dan menganalisa hasil rekaman secara disiplin. Termasuk di dalamnya menganalisa aktivitas mencurigakan dan pengalahgunaan ATM untuk melakukan kejahatan lainnya.
"Akan teridentifikasi dengan sangat cepat dan tidak perlu menunggu sampai jatuh korban dana nasabah yang raib untuk mulai mencari siapa pelakunya," ucapnya.
(evn)