Jakarta, CNN Indonesia -- Ledakan bom yang terjadi selama dua hari terakhir di Surabaya, Jawa Timur menimbulkan korban jiwa dan puluhan luka-luka. Insiden ledakan tak melulu akibat bom ukuran kecil, penggunaan mobil untuk aksi teror juga kerap dilakukan di Indonesia.
Aksi radikal tersebut dilakukan untuk menimbulkan ledakan luar biasa dan trauma mendalam bagi siapapun yang terkena dampak ledakan. Di Indonesia, aksi bom mobil pernah dilakukan saat Bom Bali I pada tahun 2002 dan Kedubes Australia tahun 2004.
Masih banyak bom mobil lain di sejumlah negara yang didera konflik mulai dari Irak atau Afghanistan. Seperti serangan bom mobil di Utara Baghdad pada Juli 2016 dilaporkan telah menewaskan sembilan orang dan mengakibatkan 32 orang mengalami luka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Serangan bom mobil dinilai pelaku teror lebih efektif saat sebuah mobil yang penuh dengan bahan peledak diledakkan.
Dalam sejarahnya, bom mobil pertama kali digunakan pada September 1920, oleh seorang berdarah Italia bernama Mario Buda yang memarkir gerobak kudanya tidak jauh dari kantor perusaahaan JP Morgan di New York. Cara itu Ia lakukan sebagai bentuk protes atas penangkapan Nicola Sacco dan Bartolomeo Vanzetti.
Selanjutnya, Ia meninggalkan gerobak kudanya dan menghilang dengan sebuah selebaran bertuliskan "bebaskan para tahanan politik atau kalian semua akan mati". Daya ledaknya cukup besar hingga menewaskan empat puluh orang dan 200 terluka.
Sementara Sacco dan Vanzetti yang asli orang Italia sendiri dihukum mati di kuris listrik di kota Massachusetts dengan tuduhan kejahatan melakukan pembunuhan dan pencurian.
Mike Davis, salah satu penulis asal Amerika Serikat menilai bom mobil sebagai simbol kekuatan orang miskin (poor man's air force) untuk memperjuangkan keadilan mengutip
counterpunch.com, Senin (14/5).
Sifat ledakan bom mobil masif itulah yang membuatnya menarik bagi kelompok yang menggunakan bom mobil.
Sejak saat itu penggunaan bom mobil akhirnya dianggap sebagai senjata siluman yang murah dan mudah secara operasional sebagai bahan peledak untuk melemahkan targetnya. Dan kini penggunaan bom mobil digunakan sebagai aksi bunuh diri oleh pelaku.
(mik)