Jakarta, CNN Indonesia -- PLN Blits, salah satu mobil ramah lingkungan kreasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Dana yang digelontorkan cukup besar untuk mengembangkan mobil tersebut, yaitu mencapai Rp2 miliar.
Direktur Pusat Unggulan Iptek Sistem dan Kontrol Otomotif (PUI SKO) ITS Muhammad Nur Yuniarto mengatakan, biaya produksi paling besar ada pada baterai, sebab baterainya didatangkan dari Korea.
"PLN Blits menghabiskan dana Rp2 miliar dan hampir Rp1 miliar sendiri itu untuk baterai Blits," kata Nur Yuniarto kepada
CNNIndonesia.com, Selasa (31/7).
Menurut pria karib disapa Nur itu, sisa dana dimanfaatkan untuk membuat rangka, bodi dan kaki-kaki serta sistem kelistrikan yang cukup menguras energi dalam memadukannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PLN Blits ini memiliki penggerak yang kemampuannya setara mesin sekitar 1.000 cc
. Baterai yang digunakan yaitu sebesar 100 kWh, sehingga ditargetkan Blits mampu menempuh jarak 500 kilometer dalam sekali pengisian daya.
"Karena menggunakan tenaga listrik, mobil ini juga tak menghasilkan gas buang sehingga ramah lingkungan," jelas Nur.
Mobil ini dibuat oleh tim yang terdiri dari dosen dan mahasiswa mulai jenjang D3 sampai S3 dengan total jumlah sekitar 50 orang. PLN Blits sendiri singkatan dari Budi Luhur ITS, karena memang ini hasil kerja sama ITS
dengan PT PLN (Persero) dan Universitas Budi Luhur Jakarta.Jika tidak aral melintang PLN Blits akan menjalani pengetesan dari Sabang sampai Merauke
melintasi 35 Provinsi di Indonesia, mulai tanggal 17 Agustus 2018 hingga Desember 2018. Selanjutnya mobil akan mengikuti kejuaraan reli dakar pada 2019, namun dengan syarat lulus uji coba sejauh 15 ribu kilometer.
Mobil tersebut tidak sendiri, pihak ITS menyertakan
hybrid series Kasuari atau mobil
hybrid yang disokong mesin diesel berikut mobil WVO Ford Ranger yang mampu 'minum' bahan bakar biodiesel minyak goreng.
(mik)