Pria Pontianak Ciptakan Alat Ubah Gas 'Melon' Jadi BBM

Tim | CNN Indonesia
Sabtu, 22 Sep 2018 12:01 WIB
Amin, pria asal Pontianak menciptakan alat untuk mengalirkan gas dari tabung LPG 3kg menjadi pengganti BBM untuk keperluan kapal melaut.
Alat pengubah gas 3kg sebagai BBM. (Foto: CNN Indonesia/Jonathan Patrick)
Jakarta, CNN Indonesia -- Biaya bahan bakar menjadi masalah utama bagi nelayan di Indonesia. Konsumsi bahan bakar yang tinggi membuat nelayan kesulitan untuk meningkatkan taraf hidup.

Bermula dari masalah itu, pria asal Pontianak,  Kalimantan Barat Amin menciptakan alat yang mampu mengalirkan gas dari tabung LPG menjadi mesin berbahan bakar BBM. 


Alat ini ia sebut Konverter Kit Amin Ben-Gas (ABG).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"70 persen biaya operasional nelayan itu habis di bahan bakar. Kenapa selalu nelayan tidak naik tingkat perekonomian karena sebagian besar operasional abis di bahan bakar," ujar Amin kepada CNNIndonesia.com di Jiexpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (21/9).

Alat ini memungkinkan nelayan menggunakan tabung gas LPG tiga kilogram sebagai bahan bakar pengganti solar ketika melaut. Dengan alat ini, nelayan bisa menghemat biaya bahan bakar hingga 500 persen (estimasi 1 tabung LPG 3kg seharga Rp16 ribu, dibanding 10 liter solar seharga Rp80 ribu).

Pasalnya penggunaan gas LPG tiga kg setara dengan penggunaan BBM 10 hingga 15 meter. Amin mengatakan margin ini ada karena tergantung cara pengoperasian mesin perahu.

Belum lagi Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah menelurkan Peraturan Presiden Nomor 126 Tahun 2015 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Penetapan Harga LPG/elpiji untuk Kapal Perikanan bagi Nelayan Kecil.

"Satu tabung tiga kg harga SPBU Rp16 ribu. Pertalite 10 liter saja sudah hampir Rp80 ribu sampai 100 ribu. Ambil aja konvertir jadi 10 liter. Berapa kali lipat itu," tutur Amin.

Pria Pontianak Ciptakan Alat Ubah Gas 'Melon' Jadi BBMFoto: CNN Indonesia/Jonathan Patrick
Amin mengatakan jumlah distribusi produknya sudah mencapai 30 ribu unit sejak diciptakan pada tahun 2010. Ia mengakui pemerintah pusat sudah mengajaknya untuk mendistribusikan alat-alat ciptaannya ke nelayan.

"Kami kan sudah ada kesepakatan untuk pengadaan dengan Kementerian Energi Sumber Daya Manusia untuk menyebarkan 11 ribu produk  ke 23 kota provinsi," kata Amin.

Lebih lanjut dengan alat ini, Amin berharap pendapatan nelayan bisa meningkat dengan selisih uang bahan bakar. Penurunan biaya penggunaan bahan bakar diharapkan bisa membantu nelayan berlayar ke titik-titik penangkapan ikan yang lebih jauh.

"Dengan bahan bakar murah mereka bisa cari titik-titik baru, peluang untuk mendapatkan hasil tangkapan lebih. Hasil tangkapan jadi bisa bersaing harga, mereka bisa kasih harga lebih murah," ucapnya.

Amin mengatakan sudah kewajiban pemerintah bisa memberikan subsidi dengan membeli produknya agar didistribusikan ke nelayan demi meningkatkan pendapatan.

"Ini merupakan subsidi tepat sasaran. Saya harap pemerintah menggunakan APBD atau APBN untuk membeli produk kami kemudian dihibahkan ke masyarakat untuk industri yang produktif," imbuhnya.

Amin menyebut alat ciptaannya merupakan alat penggerak, jadi tidak hanya bisa digunakan untuk mesin perahu. Ia mengatakan mesin di pabrik hingga mesin di sepeda motor juga bisa ditenagai oleh alatnya.

"Pokoknya ini mesin penggerak. Sepeda motor bisa dikonversi pakai gas , pompa air bisa, genset juga bisa. Banyak kegunaan," kata Amin. (jnp/evn)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER