Jakarta, CNN Indonesia -- Banyak orang yang bilang
R25 terbaru kalah gedor spesifikasi dibanding Honda CBR250RR dan Kawasaki Ninja 250. Namun menurut saya orang saja yang belum paham apa maunya
Yamaha dan itu bisa jadi beda visi sama
die hard fans.
Dari hasil perbincangan dengan Presiden Direktur Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) Minoru Morimoto, bisa kelihatan jelas R25 ingin diposisikan sebagai
sport bike 250 cc paling murah. Kata-kata penjelasan mantan pebalap yang menjabat sejak 2016 itu Yamaha menghindari banderol Rp60 juta.
Konsekuensinya, R25 memang terkesan jadi minim fitur kebanggaan, sebut saja seperti minus mode berkendara pada CBR250RR atau Smart Key pada Ninja 250. Bahkan sampai saat ini R25 terbaru belum tersedia versi Anti-lock Braking System (ABS).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
 Yamaha R25 2018. (Foto: CNN Indonesia/Febri Ardani) |
Morimoto mengatakan Yamaha bukan tidak bisa menyediakan fitur-fitur itu, namun kalau dipasang banderol R25 bisa melampaui Rp60 juta. Dia mengingatkan selain mau memuaskan konsumen, Yamaha juga harus realistis pada bisnis dan membuka kesempatan mendapat konsumen baru.
Lantas dapat apa konsumen R25 sekarang? Menurut brosur, Yamaha menyediakan suspensi
upside down, desain
fairing baru, spidometer LCD, lampu-lampu LED, lampu hazard, dan
big bike switch.
Hasil akhir, menurut pernyataan Yamaha, performa R25 meningkat. Suspensi baru bikin pengendalian makin stabil dan karena aerodinamik membantu memecah angin lebih baik kecepatan maksimalnya naik 8 km per jam.
 Yamaha R25 2018. (Foto: CNN Indonesia/Febri Ardani) |
Test RideSaya punya kesempatan membuktikan klaim itu dalam sesi
test ride yang disediakan Yamaha di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat, pada dua pekan lalu. Empat putaran di sirkuit dengan permukaan aspal banyak yang tidak rata ini cukup buat mengumpulkan kesimpulan bahwa R25 mendingan dari sebelumnya.
Saya pernah mencoba R25 versi sebelumnya, juga di Sirkuit Sentul, pada 2014. Jadi sedikit banyak, karakter rangka
diamond dan
wheelbase (1.380 mm) serta performa mesin 2-silinder 250 cc DOHC yang pada kenyataannya masih digunakan di desain baru, masih menempel di kepala.
Mesin itu menghasilkan tenaga 35,5 tenaga kuda pada 12.000 rpm dan torsi 23,6 Nm pada 10.000 rpm. Catatannya, Yamaha masih mempercayakan mesin 250 cc itu walaupun sudah dua kali mengalami
recall, yaitu penggantian komponen
pressure plate assy dan
oil pump assy pada Juli 2016 serta
sub main switch dan
bracket fuel tank pada Februari 2017.
Walau begitu ada yang terasa pasti beda, pertama dari posisi berkendara. Duduk di R25 sekarang rasanya lebih menunduk dari sebelumnya. Dari situ nuansa sporty terangkat, sebelumnya R25 menawarkan posisi menjurus
touring sesuai
tagline "superbike you can ride everyday".
 Yamaha R25 2018. (Foto: CNN Indonesia/Febri Ardani) |
Walau koordinat pijakan kaki masih sama, posisi berkendara berubah karena
upside down serta setang
underyorke yang lebih rendah dan lebar dari sebelumnya. Titik tumpuan baru buat tangan itu bikin badan terasa lebih cepat bertransisi tegak-menunduk saat keluar masuk tikungan.
Penting juga untuk diketahui buat sesi
test ride kali ini, Yamaha telah mengganti ban standar IRC 110/70 (depan) dan 140/70 (belakang) dengan merek Pirelli Diablo Supercorsa ukuran sama. Bisa dipahami penggantian ban lebih lengket untuk keselamatan selama beraksi di sirkuit, namun pastinya
feel berkendara berbeda dari versi jalanan.
Di lintasan, mengagahi R25 bukan sesuatu yang sulit dilakukan. Motor ini sanggup menuruti gaya rebah indah dilihat ataupun agresif.
 Yamaha R25 2018. (Foto: CNN Indonesia/Febri Ardani) |
Menurut saya perubahan paling signifikan rasa berkendara R25 dibanding sebelumnya yaitu soal minim getaran di bagian depan. Setang terasa jinak karena jarang ada perlawanan, di sini kemampuan
upside down menelan hukuman kondisi aspal sirkuit karena travel-nya lebih panjang dan desain setang baru patut dapat jempol.
M Abidin, GM Aftersales Service & Motorsport YIMM menjelaskan keseimbangan bobot R25 telah disempurnakan menjadi 50:50 yang artinya titik keseimbangan pas di tengah motor. Sebelumnya disebut keseimbangan bobot 49,3:41,7.
 Yamaha R25 2018. (Foto: CNN Indonesia/Febri Ardani) |
Saya bukan pebalap yang bisa merasakan perubahan sampai sedetail itu, namun yang saya alami R25 saat ini makin enteng keluar tikungan. Goyang dari kanan ke kiri atau sebaliknya di bagian S kecil dan besar Sirkuit Sentul dipermudah gerakan paha pada bentuk
cover tangki bahan bakar yang lebih kurus.
Minim getaran bikin
pede berakselerasi di trek lurus. Saya tidak bisa membuktikan klaim Yamaha bahwa R25 sanggup 8 km per jam lebih kencang karena memang kecepatan maksimal sebelumnya tidak pernah dinyatakan resmi.
Meski begitu kecepatan paling top yang saya dapat di trek lurus 165 km per jam, pada 2014 lalu saya mendapatkan 160 km per jam. Data ini pencapaian pribadi yang berkaitan dengan urusan besar nyali dan
skill 'ngebut' di trek lurus, mungkin kalau Anda yang coba bisa lebih kencang.
Kesimpulannya, data diri baru R25 lebih baik dipandang dari sisi berkendara di sirkuit. Yamaha dipahami bertindak realistis berkaitan dengan bisnis dengan menawarkan fitur-fitur R25 yang fokus pada esensi berkendara, bukan menambahkan sesuatu yang bikin motor sport 250 cc terasa '
over spec'.
 Yamaha R25 2018. (Foto: CNN Indonesia/Febri Ardani) |
Meski begitu ada sesuatu yang tidak bisa dilupakan, memiliki motor sport 250 cc dengan harga kurang lebih Rp60 juta adalah suatu kebanggaan buat konsumen. Jadi selain fungsional, sisi emosional juga harus dipenuhi. Bila Anda mau punya motor sport 250 cc dengan harga terjangkau saat ini mungkin R25 adalah pilihannya.
(fea)