Denpasar, CNN Indonesia -- AirNav Indonesia cabang Denpasar melengkapi tower baru
Air Traffic Control (ATC) Bandara I Gusti Ngurah Rai, dengan berbagai peralatan pendeteksi cuaca, salah satunya adalah alat pendeteksi abu vulkanik atau LIDAR
(Light Detection and Ranging).General Manager Airnav Indonesia Cabang Denpasar Rosedi mengatakan LIDAR mampu mendeteksi sebaran abu vulkanik sejauh 20 kilometer. Pemasangan alat itu merupakan hasil kerja sama dengan Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"Sekarang sudah bisa [mendeteksi abu vulkanik], sebelumnya tidak bisa. Dengan ketinggian berapa kita sudah tahu," kata Rosedi di Kantor AirNav Cabang Denpasar, Bali, Kamis (22/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain LIDAR, ada pula alat
wind profiler yang mampu mendeteksi potensi angin kencang, serta AWOS
(Automated Weather Observing System) dan radar
client untuk meningkatkan akurasi informasi data cuaca.
Tower baru, kata Rosedi, juga dilengkapi dengan peralatan canggih seperti menyalakan listrik dan lampu runway bandara dengan teknologi layar sentuh
(touchscreen).
Secara keseluruhan, Rosedi menjelaskan peralatan tersebut merupakan bagian dari pembangunan tower ATC Bandara Ngurah Rai yang baru saja beroperasi penuh pada 1 September lalu.
Tower baru ini berada di selatan landasan pacu
(runway) untuk menggantikan peran tower lama di Bandara Ngurah Rai yang telah berdiri sejak 1991. Pembangunan tower baru dengan tinggi 39 meter dan memiliki delapan lantai ini, kata Rosedi, memakan biaya hingga Rp40 miliar.
 Foto: CNN Indonesia/Abi Sarwanto |
"Tower itu harus bisa melihat 360 derajat. Tower baru ini bisa 360 derajat, kalau tower lama sudah tidak bisa, karena terhalang dengan terminal baru yang ada di Ngurah Rai," kata Rosedi.
Dengan pandangan 360 derajat, Rosedi mengatakan tower baru dapat menjangkau seluruh wilayah apron bandara. Bahkan posisinya diklaim tegak lurus dengan patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) serta dapat melihat pantai Jimbaran dan Tanjung Benoa.
"Panoramanya paling bagus, sehingga air traffic controller (ATC)-nya, tidak stress," kata Rosedi.
Bandara Ngurah Rai sendiri kata dia, memiliki slot penerbangan 30 pesawat dalam satu jam. Ke depan, ditargetkan dapat melayani 35 pesawat. Selain itu, bandara ini melayani 32 maskapai penerbangan internasional dan sembilan maskapai domestik.
Ikut Andil di Pertemuan IMF-World BankRosedi mengungkapkan tower baru di Bandara Ngurah Rai juga ikut andil dalam pertemuan tahunan International Monetery Fund (IMF)-World Bank pada Oktober lalu untuk memantau pergerakan pesawat, baik komersial hingga VVIP.
"Sebenarnya APEC lebih berat daripada IMF. Pada saat APEC dilangsungkan belum mempunyai peralatan yang bagus untuk
flow traffic," katanya.
Dengan keberadaan tower baru, koordinasi dalam pemantauan pesawat lanjutnya, dapat dilakukan dengan baik. Untuk itu, Rosedi berharap keberadaan tower baru ini dapat mempermudah layanan penerbangan yang ada di Bandara Internasional Ngurah Rai.
"Pasti layanan penerbangan di sini jauh lebih baik lagi, bila dibanding kita menggunakan tower ATC yang lama," ujar dia.
(swo/evn)