Diduga Akibat Pestisida, Rambut Monyet di Kosta Rika Berubah

CNN Indonesia
Rabu, 19 Des 2018 04:39 WIB
Pigmen monyet howler di Kosta Rika mengalami perubahan warna rambut yang diduga akibat terpapar pestisida berlebih.
Monyet hawler yang mendiami Kosta Rika, Amerika Utaran, dan Amerika Selatan. (Foto: David GANNON / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pigmen monyet howler yang mendiami Amerika Tengah dan bagian utara Amerika Selatan mengalami perubahan warna rambut. Monyet yang memiliki nama latin Alouatta palliata ini memiliki rambut warna hitam di sekujur tubuhnya.

Namun tidak demikian dengan 21 ekor monyet howler yang hidup di alam liar di Kosta Rika yang rambutnya berubah menjadi kuning. Kebanyakan warna kuning terdapat di rambut bagian tangan, kaki, dan ekor monyet.

Peneliti bahkan melaporkan ada dua ekor monyet yang keseluruhan badannya telah berubah warna kekuningan tanpa tersisa sedikit pun warna hitam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan hasil penelitian lebih lanjut terhadap monyet-monyet ini, peneliti menduga pestisida jadi penyebab perubahan drastis ini. Peneliti menemukan tubuh monyet-monyet ini memproduksi melanin yang berbeda. Melanin merupakan pigmen yang memengaruhi warna rambut dan kulit, beda melanin akan memproduksi warna yang berbeda.

Mengutip Science Alert, warna hitam, abu-abu, atau cokelat gelap yang terdapat pada rambut monyet hawler membutuhkan pigmen eumelanin. Hanya saja, pada monyet hawler pigmen eumelanin berubah menjadi pigmen pheomelanin yang memproduksi warna kuning, merah, atau oranye.

Tim peneliti yang terdiri dari Ismael Galvan, Alberto Jorge, Fransisco Sanhez-Murillo, Gustavo Gutierrez-Espeleta menduga perubahan warna rambut menunjukkan ada kandungan belerang. Belerang dalam pestisida diduga mengacaukan pigmen pada bulu monyet sehingga mengubah struktur melanin dan warna tubuh.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Mammalian Biology ini menduga paparan pestisida pada belerang yang membuat bulu monyet berubah warna.

Kosta Rika merupakan salah satu negara pengguna pestisida terbesar di dunia. Sekitar 25 kilogram pestisida digunakan untuk satu hektar lahan perkebunan seperti kebun nanas, pisang, dan kelapa sawit. Sementara penggunaan pestisida dalam jumlah besar dikhawatirkan mengganggu keseimbangan ekosistem.

"Kami tidak menyadari ada perubahan pigmentasi serupa pada primata atau kelompok mamalia lainnya," tulis peneliti.

Kendati demikian, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan kebenaran paparan pestisida yang memengaruhi perubahan pigmen pada monyet hawler. Peneliti mengatakan perubahan warna ini tidak berbahaya, hanya saja warna yang mencolok membuat monyet rentan terkena serangan predator buas. (wis)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER