Jakarta, CNN Indonesia -- Inovasi ponsel pintar di 2018 bisa dibilang sebagian besar melanjutkan tren tahun lalu. Baru pada akhir tahun, inovasi signifikan terjadi dengan munculnya ponsel lipat oleh Samsung pada November lalu.
CNNIndonesia.com merangkum sepanjang tahun 2018 perkembangan fitur ponsel tak jauh berbeda dari tren setahun silam. Tren yang muncul juga sedikit banyak banyak dipengaruhi oleh Apple, sebut saja kemunculan ponsel dengan notch dengan bingkai yang kian tipis hingga multi kamera.
'Poni dan bingkai tipis'
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Desain dengan poni (notch) ini sedikit banyak terpengaruh dari keinginan produsen untuk membuat bingkai tipis (bezeless) disekitar layar. Tahun 2018 bisa dibilang sebagai tahun smartphone berponi alias notch.
Tren ini dimulai ketika Apple meluncurkan iPhone X (ten) tahun 2017. Notch juga muncul untuk memberi ruang bagi kamera dan sensor lainnya. Meski desain ini menuai komentar karena dianggap tak sedap, namun tern ini justru menular ke produsen Android. Di Indonesia, ponsel yang membanjiri pasar mengusung desain ala iPhone X sebut saja merek lokal Evercoss, Asus, Infinix, hingga Xiaomi.
Tapi beberapa produsen justru tak ingin mengorbankan keutuhan bingkai tipis hanya karena demi poni. Oppo memilih untuk menyembunyikan kamera mereka di balik bodi ponsel alih-alih menampilkan notch di layar depan.
 Desain kamera belakang tersembunyi pada Oppo Find X. (Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
Kamera multi lensaTren kamera dengan multi lensa pun kian menggila di tahun ini. Produsen Android bukan hanya menyajikan lensa ganda untuk kamera utama saja. Tapi, kreativitas menempatkan kamera ganda di depan dan belakang bodi ponsel sekaligus, hingga memperbanyak lensa untuk kamera belakang.
Huawei P20 Pro misalnya, ponsel ini muncul di pasaran dengan mengusung tiga lensa untuk kamera utama. Samsung juga muncul lewat produk segmen menengah Galaxy A9 dengan empat lensa di kamera belakang. Bocoran juga menyebut kalau LG tengah mematenkan ponsel dengan 16 lensa.
Bisa dibilang tahun 2018 menjadi tahun perang lensa kamera seperti perang besaran megapixel kamera ponsel pada masa-masa sebelumnya. Padahal bukan besar megapixel dan banyaknya lensa yang menjadikan foto semakin baik.
 Samsung Galaxy A9 memiliki empat kamera belakang. (Foto: CNN Indonesia/Kustin Ayuwuragil) |
Kamera AISelain ponsel dengan banyak lensa, kamera dengan AI
(artificial intellegence) menjadi jargon lainnya. Semua vendor ternama menyebut kalau kamera mereka telah dilengkapi dengan kecerdasan buatan.
Dengan fungsi ini, AI digunakan agar hasil foto yang diambil jadi lebih optimal. Fitur ini juga yang membuat multi kamera yang diusung produsen ponsel bisa memberikan hasil foto portrait dengan latar belakang kabur (blur).
Sensor sidik jari di layar dan pemindai wajahPemindai sidik dalam layar menjadi inovasi yang dihadirkan para produsen Android. Teknologinya sendiri telah banyak dibicarakan pada 2017. Tapi peluncuran komersil dari ponsel dengan in display fingerprint baru diumumkan pada 2018.
Munculnya in-display fingerprint ini tak lepas dari kemunculan iPhone X yang tak lagi menggunakan pemindai sidik jari. Ponsel itu sepenuhnya mengandalkan pemindaian wajah untuk mengenali pemiliknya. Meski, fitur ini memang menuai kritik dari beberapa kalangan lantaran salah mengidentifikasi wajah pengguna.
Ponsel lipatAkhir 2018, menjadi awal dimulainya tren ponsel lipat. Pada Desember, produsen China Royole telah meluncurkan secara komersil ponsel lipat pertamanya di dunia, FlexPai. Sementara itu November lalu Samsung menunjukkan produk ponsel lipat mereka. Namun, perusahaan itu masih belum menyebut kapan ponsel lipat mereka itu akan meluncur ke pasar.
Google hingga Corning pun bersiap menghadapi tren baru ini. Google menyiapkan versi Android yang mendukung ponsel lipat. Sementara Corning menyiapkan Gorilla Glass dengan pelapis kaca yang mendukung ponsel lipat.
(eks/evn)