
LIPI Ungkap Fakta Piton Raksasa Korban Karhutla Kalimantan
CNN Indonesia | Selasa, 17/09/2019 18:29 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI) mengungkap kabar kemunculan ular piton raksasa yang viral di media sosial lantaran menjadi korban kebakaran hutan di Kalimantan. Ular yang disebut sebagai anakonda Indonesia ini disebut memiliki panjang hingga 10 meter.
Amir Hamidi, Peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI mengatakan foto ular tersebut masih simpang siur dan belum dapat dipastikan kebenarannya. Ia meragukan ular yang mati terpanggang tersebut memiliki panjang 10 meter.
"Informasi masih simpang siur ditulis di situ. Apa benar itu 10 meter?," ucap Amir saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Selasa (17/9).
Bukan tanpa alasan, ia mengaku meragukan kebenaran foto tersebut lantaran bisa dipengaruhi oleh sudut pengambilan gambar yang membuat ukuran ular seakan-akan besar.
Jika melihat dari ciri-ciri fisik, Amir mengatakan ular tersebut memang masuk kelompok pembelit Pythonide. Namun menurutnya panjang maksimal ular sanca kembang tidak mencapai 10 meter.
"Itu memang terlihat seperti ciri-ciri Sanca Batik atau Sanca Kembang. Termasuk jenis yang umum. Tapi saya yakin ukurannya tidak sampai tiga meter," ungkapnya.
Dilihat dari ciri bentuk gigi, Amir mengatakan ular tersebut masuk dalam jenis ular Sanca Kembang. Ular tersebut memiliki gigi aglipa, yakni gigi berbisa yang biasa dimiliki oleh keluarga Piton.
Kendati berukuran besar, Amir menyakini sangat jarang menemukan ular Sanca Kembang yang memiliki ukuran lebih dari tujuh meter. Untuk itu ia mengimbau masyarakat untuk mengecek kebenaran kabar yang beredar sebelum menyebarluaskannya.
"Harusnya verifikasi dulu itu tempatnya di mana, siapa yang ngambil fotonya, ukurannya berapa," ucapnya.
Sebelumnya beredar foto piton raksasa di media sosial yang menjadi korban kebakaran hutan di Kalimantan. Masyarakat setempat menyebutnya dengan ular Takalaluk dan kerap dikaitkan sebagai hewan mitologi yang selama ini tak pernah ditemui.
(ndn/evn)
Amir Hamidi, Peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI mengatakan foto ular tersebut masih simpang siur dan belum dapat dipastikan kebenarannya. Ia meragukan ular yang mati terpanggang tersebut memiliki panjang 10 meter.
"Informasi masih simpang siur ditulis di situ. Apa benar itu 10 meter?," ucap Amir saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Selasa (17/9).
Jika melihat dari ciri-ciri fisik, Amir mengatakan ular tersebut memang masuk kelompok pembelit Pythonide. Namun menurutnya panjang maksimal ular sanca kembang tidak mencapai 10 meter.
"Itu memang terlihat seperti ciri-ciri Sanca Batik atau Sanca Kembang. Termasuk jenis yang umum. Tapi saya yakin ukurannya tidak sampai tiga meter," ungkapnya.
Dilihat dari ciri bentuk gigi, Amir mengatakan ular tersebut masuk dalam jenis ular Sanca Kembang. Ular tersebut memiliki gigi aglipa, yakni gigi berbisa yang biasa dimiliki oleh keluarga Piton.
Lihat juga:3 Teknik Untuk Memadamkan Karhutla |
"Harusnya verifikasi dulu itu tempatnya di mana, siapa yang ngambil fotonya, ukurannya berapa," ucapnya.
Sebelumnya beredar foto piton raksasa di media sosial yang menjadi korban kebakaran hutan di Kalimantan. Masyarakat setempat menyebutnya dengan ular Takalaluk dan kerap dikaitkan sebagai hewan mitologi yang selama ini tak pernah ditemui.
(ndn/evn)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
LIHAT SEMUA
Drive Pit
LAINNYA DI DETIKNETWORK
TERPOPULER

Menkominfo Siapkan Infrastruktur, Siap-siap Matikan TV Analog
Teknologi • 1 jam yang lalu
Spesifikasi Asus ROG Phone 5, RAM Kalahkan Laptop Gaming
Teknologi 45 menit yang lalu
Efikasi Vaksin Covid-19 Anhui Diharapkan di Atas 50 Persen
Teknologi 1 jam yang lalu