Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai total investasi lima unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (
SPKLU) milik
PLN di yang berada di Jakarta ditaksir mencapai Rp2,8 miliar.
Dijelaskan General Manajer PLN Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) Ikhsan Assad, masing-masing SPKLU punya harga berbeda tergantung spesifikasi. SPKLU paling murah disebut jenis
medium charging dengan kapasitas 25 kW.
"Yang paling kecil itu medium Rp200 juta, ada tiga unit," kata Ikhsan ditelepon, Rabu (30/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengungkap SPKLU jenis
fast charging 50 kW nilai pengadaannya Rp800 jutaan per satu unit. Sedangkan jenis
ultra fast charging nilainya Rp1,4 miliar per unit.
"Buat yang
fast dengan
ultra fast kami sediakan masing-masing satu unit. Yang ultra dan fast itu ada di kantor PLN Jakarta, Gambir," katanya.
Cari TermurahIkhsan menjelaskan pihaknya sudah mengambil harga termurah untuk pengadaan SPKLU sebab bekerja sama langsung dengan perusahaan penyedia.
Disebut mengatakan ada tiga perusahaan yang memenangkan tender SPKLU PLN yaitu ABB untuk
medium charging, Deltaww buat pengadaan
ultra fast charging, serta Schneider untuk
fast charging.
"Nah itu kami langsung ke pabrikan tidak ke pihak ketiga. Tapi dananya ya tetap dari PLN," ucap dia.
Pengguna mobil atau sepeda motor listrik yang memanfaatkan SPKLU untuk mengisi energi baterai tidak dikenakan biaya hingga Desember. Pengecasan dengan biaya kemungkinan bakal dilakukan pada tahun depan setelah tarifnya ditetapkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Ikhsan menjelaskan metode pembayaran biaya pengecasan bakal menggunakan teknologi keuangan atau yang biasa disebut fintech. Tahap pertama, menurut dia, PLN bakal menggandeng Link Aja, aplikasi keluaran Telkomsel.
Setelah itu aplikasi keuangan lain misalnya Ovo atau Gopay juga akan digandeng.
"Ya ini sinergi antar BUMN," kata dia.
SPKLU disebut Ikhsan tidak seperti Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang memiliki operator. Pengguna mobil listrik yang ingin menggunakannnya mesti melakukan kegiatan itu secara mandiri.
"Tapi tahap pertama ya kami bantu lah, ada petugas yang mengarahkan meski ada petunjuk manual di sana," ucap Ikhsan.
(ryh/fea)