Teknologi 'Baper' di Bidang Pendidikan ala Stafsus Jokowi

Antara, | CNN Indonesia
Kamis, 16 Jan 2020 23:25 WIB
Staf khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi), Billy Mambrasar, cukup vokal memajukan dunia pendidikan di wilayah Indonesia timur melalui teknologi internet.
Staf Khusus Presiden Milenial Billy Mambrasar. (Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Jakarta, CNN Indonesia -- Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar punya program bertajuk 'baper' atau bawa perubahan untuk memajukan bidang pendidikan di daerah tertinggal di sejumlah wilayah Indonesia.

Program tersebut dikatakan Billy sudah disampaikan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim di Jakarta beberapa waktu lalu. Fokus utama Billymeningkatkan dunia pendidikan terutama di Indonesia timur.

"Saya bertemu Mas Menteri kemarin, Senin, dan curhat terkait masalah-masalah yang dibahas mulai dari kekurangan guru, tingginya angka buta huruf, dan permasalahan-permasalahan pendidikan, serta inovasi apa yang dapat dilakukan untuk penyelesaiannya," kata Billi dikutip dari Antara, Rabu (15/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Billi program baper untuk meningkatkan pendidikan di daerah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T) dengan memanfaatkan teknologi digital dan internet.

Dengan memanfaatkan teknologi internet, dikatakan Billi bisa mengurangi angka buta huruf, meningkatkan kemampuan bahasa Inggris, dan menanamkan jiwa kewirausahawan sejak dini bagi anak-anak sekolah di wilayah 3T.

[Gambas:Video CNN]

Terkait pada penguasaan bahasa Inggris, menurut Billy, merupakan sebuah keahlian yang sangat penting di era globalisasi seperti sekarang ini.

Billy Mambrasar salah satu stafsus Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang cukup vokal memajukan perekonomian wilayah Indonesia timur. Billy sendiri merupakan putra asli Papua. Ia kini tengah melanjutkan program doktoral di Harvard University.

Mendikbud Nadiem yang mengetahui usulan yang disampaikan Billy mengatakan bangga dengan ide tersebut. Hal ini sesuai dengan

Berdasarkan Perpres No 131/2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2015-2019, lima indikator daerah tertinggal meliputi ekonomi masyarakat, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, kemampuan keuangan daerah, dan karakteristik daerah. (mik)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER