Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (
AISI) menunggu arahan pemerintah terkait wacana produsen otomotif lokal memproduksi alat medis
ventilator guna membantu penanganan pasien Covid-19 akibat infeksi virus corona SARS-CoV-2.
Ketua Bidang Komersial AISI Sigit Kumala mengatakan pihaknya yang membawahi lima merek motor Tanah Air ini sebelumnya sudah diminta memproduksi ventilator. Namun penjelasan lebih rinci soal teknis disebut belum diberikan pemerintah.
Kata Sigit produsen motor butuh gambaran detail melakukan produksi massal ventilator.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya industri butuh
drawing, kami saja belum dapat," kata Sigit lewat telepon belum lama ini.
Wacana produsen otomotif memproduksi ventilator telah diungkapkan Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Ventilator merupakan alat bantu pernapasan yang vital dibutuhkan dalam penanganan pasien Covid-19.
Negara seperti Amerika dan Inggris sudah mengerahkan kemampuan produksi otomotif lokal untuk membantu memproduksi ventilator yang kini sangat dibutuhkan namun suplainya terbatas.
Sigit menekankan para anggotanya, yakni Yamaha, Honda, TVS, Suzuki, dan Kawasaki menyanggupi memproduksi ventilator.
"Ya mau tidak mau harus siap untuk kebaikan masyarakat," kata Sigit.
Ilustrasi Ventilator. (iStockphoto/ugurhan) |
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sebelumnya sudah mengemukakan pendapatnya mengenai ventilator. Asosiasi dengan 48 anggota pebisnis industri roda empat ini meminta pemerintah menyediakan rekanan kompeten untuk memproduksi ventilator.
Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi memaparkan rekanan itu diharapkan berasal dari produsen alat kesehatan. Produsen itu nanti dapat menjabarkan blueprint terkait teknis pembuatan ventilator, alih teknologi, dan memodifikasi fasilitas perakitan mobil yang ada saat ini agar dapat digunakan memproduksi ventilator.
"Kemudian partner yang sudah berpengalaman itu menentukan standar bahan baku kepada pemasok, nah kami hanya membantu menjahitkan," kata Nangoi.
(ryh/fea)