Ahli Studi Asal Virus Corona Pakai Analisis Jaringan Genetik

CNN Indonesia
Senin, 13 Apr 2020 15:34 WIB
Para peneliti merekonstruksi jalur evolusi awal virus Corona pada manusia menggunakan teknik jaringan genetika dengan menganalisis awalnya ratusan genom virus.
Ilustrasi studi terkait asal usul pandemi virus corona SARS-CoV-2. (Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gabungan peneliti dari Universitas Cambridge Inggris dan Jerman membuat studi terkait asal usul pandemi virus corona SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19.

Mereka merekonstruksi jalur evolusi awal virus SARS-CoV-2 pada manusia menggunakan teknik jaringan genetika dengan menganalisis awalnya ratusan genom virus.

Lalu para peneliti memetakan penyebaran virus corona melalui mutasinya, yang menciptakan garis keturunan virus yang berbeda. Mereka menilai bahwa infeksi pertama virus SARS-CoV-2 terjadi pada pertengahan September 2019.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami menggunakan algoritma jaringan matematika untuk memvisualisasikan bagaimana virus menyebar dari manusia satu ke manusia lainnya," kata Ahli Genetika Peter Forster, dikutip dari laman resmi Universitas Cambridge.

"Teknik-teknik ini dikenal untuk memetakan pergerakan populasi manusia prasejarah melalui DNA. Kami berpikir metode ini bisa melacak rute infeksi virus corona Covid-19," sambungnya.

Forster dan tim menggunakan data dari genom virus yang diambil dari pasien yang terinfeksi Covid-19 di sejumlah negara-negara, mulai 24 Desember 2019 dan 4 Maret 2020.

Studi mengungkapkan virus SARS-Cov-2 memiliki tiga varian dari kelompok garis keturunan yang terkait erat yang mereka beri label A, B, dan C.

Para peneliti menemukan bahwa jenis virus Covid-19 tipe A pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, China. Sementara mutasi virus tipe A terlihat di Amerika Serikat dan sebagian besar virus ini juga ditemukan pada pasien positif corona dari Australia.

Lalu virus Covid-19 tipe B terdeteksi pada pasien yang tinggal di Asia Timur. Meski begitu, virus tipe ini tidak bermutasi ke luar wilayah tersebut. Sifatnya menetap.

Varian virus corona tipe C ini menurut para peneliti lebih banyak ditemukan di Benua Eropa. Ada empat negara utama yang menjadi awal penyebaran virus di Eropa yaitu Perancis, Italia, Swedia, dan Inggris.

Meski begitu, Forster dan rekan-rekannya juga menemukan virus corona tipe C di Singapura, Hong Kong, dan Korea Selatan.

Hasil studi selanjutnya ialah virus tipe C yang bersarang di Italia sebetulnya berasal dari pasien positif Covid-19 asal Jerman yang pertama kali muncul pada 27 Januari 2020. Sebelumnya, banyak kalangan yang menilai bahwa wabah virus corona di Italia dibawa oleh 'cluster' Singapura.

Virus corona tipe A juga diidentifikasi paling dekat hubungannya dengan genom kelelawar dan trenggiling. Lalu jenis virus corona B berasal dari mutasi tipe A, sedangkan tipe C berasal dari mutasi virus B.

Berdasarkan hasil studi tersebut, para peneliti berpendapat bahwa metode filogenetik (yang mempelajari soal hubungan evolusioner atau pola keturunan) ini dapat diterapkan pada sekuensing genom virus SARS-Cov-2 untuk membantu memprediksi perkembangan virus ini ke depannya.

"Analisis jaringan filogenetik memiliki potensi untuk membantu mengidentifikasi sumber infeksi Covid-19 yang tidak terekam, sehingga dapat menyebarkan infeksi lebih lanjut," ucap Forster.

Studi Forster dan tim ini bisa diakses melalui jurnal Phylogenetic Network Analysis of SARS-Cov-2 Genomes lewat situs PNAS (Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America).

Hingga saat ini tim peneliti telah memperluas analisisnya dengan melibatkan 1.001 genom virus. Sementara hasil ini perlu dilakukan penelitian lebih mendalam, Forster mengatakan penelitian terbaru menunjukkan bahwa infeksi pertama dan penyebaran Covid-19 antara manusia ke manusia terjadi antara pertengahan September dan awal Desember 2019. (din/mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER