Studi: 78 Persen Pasien Positif Corona di AS Tanpa Gejala

CNN Indonesia
Selasa, 16 Jun 2020 17:06 WIB
Workers put on protective suits as they wait for people living surrounding the Xinfadi wholesale market arrive to get a nucleic acid test at a stadium in Beijing, Sunday, June 14, 2020. China is reporting its highest daily total of coronavirus cases in two months after the capital's biggest wholesale food market was shut down following a resurgence in local infections. (AP Photo/Andy Wong)
Ilustrasi pasien positif virus corona. (AP/Andy Wong)
Jakarta, CNN Indonesia -- Hasil penelitian di Amerika Serikat (AS) menunjukkan angka orang tanpa gejala (OTG) virus corona Covid-19 yang sangat tinggi. Dari 30 ribu orang yang di tes, 1,8 persen dinyatakan positif Covid-19.

Dari 1,8 persen tersebut, sebanyak 78 persen melaporkan gejala ringan dan tidak menunjukkan gejala sama sekali.

Penelitian juga menunjukkan hanya sebanyak 12 persen mengalami demam lebih dari 37 derajat celsius. Hal ini merupakan kabar buruk karena tak mendukung upaya kontrol penularan Covid-19 melalui pengecekan suhu di tempat umum.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya, banyak orang positif Covid-19 yang lolos pengecekan suhu karena tidak mengalami demam.

Riset yang dirilis oleh Color ini cocok dengan informasi yang dirilis oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menunjukkan sebanyak 80 persen orang yang positif menunjukkan gejala ringan atau tanpa gejala.


Dilansir dari TechCrunch, Color juga berbagi informasi yang lebih spesifik tentang gejala apa yang dilaporkan oleh orang-orang yang melaporkannya.

Sebagian besar mengatakan mereka menderita batuk. Padahal gejala yang dilaporkan paling berkorelasi dengan hasil tes positif aktual adalah hilangnya penciuman. Oleh karena itu, batuk menjadi indikator yang jauh lebih baik penanda positif daripada demam.

Temuan penting lainnya dari pengujian Color, yang mencakup pengujian para pekerja di San Francisco  adalah  sebagian besar dari mereka yang dinyatakan positif adalah dewasa muda (68 persen berusia antara 18 dan 40).


Orang-orang Latin dan berkulit hitam juga menunjukkan angka positif yang jauh lebih tinggi dari orang kulit putih atau Asia. Data Color ini akan menjadi pertimbangan pemerintah untuk mengkaji ulang pembukaan operasional tempat kerja.

"Data kami menunjukkan bahwa pemeriksaan demam saja tidak cukup untuk membuka kembali tempat kerja dengan aman. Terlebih lagi, screening untuk gejala secara umum tidak akan secara efektif mendeteksi kasus positif. Untuk benar-benar mencegah wabah, kita membutuhkan pengujian komprehensif," kata Chief Science Officer di Color, Alicia Zhou dikutip dari situs Color.

Sekitar 78 persen orang yang dites positif Covid-19 memiliki gejala ringan (48 persen) atau tidak menunjukkan gejala (30 persen).



(jnp/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER