Australia dikabarkan terlibat latihan militer bersama dengan armada Angkatan Laut Amerika Serikat dan Jepang di perairan lepas Filipina, Laut China Selatan.
Latihan gabungan sebagai respon serangkaian manuver provokatif China yang membuat tensi di Laut China Selatan meningkat.
Dalam latihan itu, Australia mengerahkan lima kapal perang, salah satunya HMAS Canberra.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut fakta tentang kapal HMAS Canberra milik Australia yang nantinya juga akan menuju Hawaii untuk berpartisipasi dalam Latihan Rim Pasifik (RIMPAC).
Dengan bobot 27.000 ton, HMAS Canberra adalah kapal terbesar yang pernah dibangun untuk Royal Australian Navy (RAN).
HMAS Canberra ditugaskan dan bergabung dengan armada AL Australia dalam upacara resmi di Armada Pangkalan Timur, Sydney, pada 28 November 2014. Pada bulan Maret 2015, HMAS Canberra secara resmi ditunjuk sebagai kapal induk AL Australia.
Melansir situs resmi Angkatan Laut Australia, HMAS Canberra adalah kapal utama dari dua kapal Canberra Class Amphibious Assault Ships atau dikenal sebagai Landing Helicopter Dock (LHD). Kapal itu didesain oleh pembuat kapal Spanyol Navantia.
Melansir News Defence, HMAS Canberra dapat menampung hingga enam helikopter di dek penerbangan. Helikopter ini termasuk MRH90 Taipan, MH-60R, Chinooks CH-47, dan hingga MV-22 Osprey buatan AS.
Tak hanya berperang, HMAS Canberra diklaim mampu melakukan misi kemanusiaan dan bantuan bencana berskala besar. Kapal itu menyediakan dua kamar operasi, Unit Perawatan Kritis dengan delapan tempat tidur, dan berbagai tempat tidur perawatan.
Selain itu, fasilitas medis memiliki area khusus untuk mengakomodasi layanan patologi dan radiologi, x-ray, farmasi, dan fasilitas gigi.
HMAS Canberra memiliki panjang mencapai 230 meter sehingga mampu mengangkut 1.000 personel. Tak hanya itu, situs resmi HMAS Canberra menyebut kapal itu dapat mengangkut 150 kendaraan, termasuk tank M1A1 Abrams yang baru milik Angkatan Darat Australia.
Melansir Military Factory, HMAS Canberra hanya dilengkapi Sistem Senjata Jarak Jauh Remote (RWS) Rafael Typhoon 4x5mm dan Heavy Machine Guns (HMGs) 6 x 12,7mm. Rafael Typhoon adalah senjata pertama yang dikembangkan pertama Israel pada tahun 1997.
Meski sederhana, kapal itu dilengkapi serangkaian sensor dan sistem pemrosesan untuk meningkatkan kemampuan di medan perang dan bertahan, di antaranya radar Giraffe AMB, sistem tempur Saab 9LV, pendeteksi topedo AN / SLQ-25 'Nixie', dan pendeteksi misil 'Nulka'.
(jps/eks)