Celah Bisnis Kala Pandemi, Dede Buka GrabKios

Berbagai pekerjaan telah dilakoni Dede selama bertahun-tahun. Beberapa di antaranya ia jalani dalam waktu bersamaan, seperti ketika di mall sambil mengojek. Dede mendaftarkan diri sebagai mitra pengemudi Grab pada 2017.

Ia kemudian sempat mengundurkan diri dari pekerjaan kantoran setelah empat tahun. Dede memilih fokus di Grab. Lantas, sebuah kedai kopi menarik perhatiannya. Dede pun bergabung dengan kedai tersebut, sambil terus mempertahankan profesi di Grab. Tak hanya bekerja, Dede juga belajar ilmu perkopian di kedai itu.

Serapan ilmu tersebut membuat Dede tak ragu membeli salah satu kedai kopi waralaba, terletak di sebelah kampus Universitas Tarumanagara. Namun malang tak dapat diduga, pandemi Covid-19 menghantam dunia, dan turut memberi dampak terhadap Dede.

Tak hanya pendapatan sebagai mitra pengemudi, kedai kopi milik Dede pun jadi sepi. Sempat menutupnya selama beberapa waktu, kini Dede memberanikan membuka kembali. Sadar keadaan telah berubah dan takkan kembali seperti dulu, ia putar otak mencari peluang lain, dan teringat soal GrabKios.

Hanya butuh modal ponsel, yang tentu sudah dimiliki, Dede kini membuka GrabKios di lokasi lama. Menurutnya, GrabKios bisa memberi keuntungan, terlebih di kala pandemi saat ini.

"Sayang, ada HP tapi cuma buat mainan aja, mending dijadikan ladang penghasilan," kata Dede.

Ia menjelaskan, berbagai layanan bisa ditawarkan lewat GrabKios. Misalnya, melayani oembelian pulsa, paket data, hingga mengirimkan uang. Pelanggan tidak hanya datang untuk membeli minuman, namun juga bisa sekaligus menyelesaikan urusan lain. Meski masih baru di GrabKios, Dede meyakini akan mendapat penghasilan tambahan.

"Perjuangan masih panjang. Sebagai manusia, kita harus terus usaha, dan kita tidak bisa hanya berdiam diri untuk mencari rezeki," kata Dede.