Keputusan Maverick Vinales lompat dari motornya ke arah kanan saat menyadari ada masalah pengereman ketika menjalani laga MotoGP Styria pada Minggu (23/8) dinilai pilihan tepat.
Praktisi keselamatan berkendara Sony Susmana dari Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) mengatakan keputusan Vinales tersebut penuh perhitungan meski jatuh ke sisi kanan yang sebenarnya berisiko berada di area pebalap lain bakal melintas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Sony, Vinales telah mempertimbangkan arah jatuh dengan kondisi di sekitarnya.
"Saya rasa dia sudah berhitung dengan jarak dan kecepatannya pebalap lain dapat melakukan respons bagus dan menghindari dia," kata Sony melalui sambungan telepon, Senin (24/8).
Vinales memutuskan lompat dari motor pada lap ke-17 sebelum memasuki tikungan pertama, artinya ketika itu ia sedang memaksimalkan kecepatan YZR-M1 di trek lurus. Menurut tayangan ulang Vinales melompat saat kecepatan 230 km per jam.
Menjatuhkan diri ke sisi kanan motor, kata Sony, merupakan pilihan bijak karena mempertimbangkan dampak kecelakaan.
Sony menjelaskan andai Vinales menjatuhkan badan ke sisi kiri, yang akan dihadapi pembatas keras di luar lintasan sehingga efek cedera bisa lebih serius. Sementara sisi kanan, areanya lebih luas sehingga berpeluang hanya tergelincir ke luar lintasan yang dapat mengurangi risiko cedera.
"Kalau ke arah kiri mungkin ketemunya ya beton," ucap dia.
Usai balapan Yamaha menjelaskan Vinales tidak memakai rem Brembo dengan spesifikasi baru, sementara Valentino Rossi, Fabio Quartararo, dan Franco Morbidelli memakai spesifikasi baru.
Crash.net menjelaskan Yamaha mengonfirmasi rem motor Vinales meledak di pertengahan laga karena alasan suhu berlebihan.
Setelah menjatuhkan diri motor Vinales terus melaju dalam posisi tegak sampai akhirnya menabrak pembatas kantong udara lantas terbakar.
Teknik menjatuhkan diri saat balapan sebagai antisipasi bahaya dinilai Sony sudah akurat. Namun ia menekankan teknik tersebut tidak menjadi bahan percobaan pengendara ketika berkendara di jalan raya.
"Artinya kepala posisi di belakang dan kaki di depan. Kedua dia jatuhkan diri menghadap ke atas bukan ke bawah atau telungkup, karena ada airbag di bajunya," ungkapnya.
"Kalau kecepatan segitu memang tidak banyak pilihan. Beda ya kalau kecepatan rendah bisa bertumpu dulu pada sadel. Tapi dengan kecepatan segitu, lalu bertumpu pada sadel ya sepersekian detik kayanya tidak mungkin," sambung Sony kemudian.
(ryh/fea)