Insiden kecelakaan melibatkan tank AMX-13 milik Batalyon Kavaleri 4 terjadi di Rajamandala, Kecamatan Rajamandala, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (10/9). Akibat kejadian itu, gerobak dan beberapa sepeda motor milik masyarakat mengalami kerusakan.
Belum ada keterangan resmi mengenai penyebab insiden tersebut. Namun, tank tersebut tampaknya hilang kendali saat berbelok arah.
Melansir Weapon Systems, AMX-13 adalah tank ringan era Perang Dingin awal asal Prancis. Tank itu dikembangkan pada akhir 1940an untuk melengkapi pasukan Prancis pasca-Perang Dunia 2.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
AMX-13 diklaim menjadi tank ringan yang sangat mobile dan efektif dalam pertempuran.
AMX-13 yang asli dilengkapi dengan meriam berkecepatan tinggi 75mm. Belakangan versi dengan menara dengan meriam 90mm tersedia. Untuk penjualan ekspor, meriam 105mm dipasang pada tank tersebut.
AMX-13 memiliki panjang 6,36 meter, lebar 2,51 meter, dan tinggi 2,30 meter. Bobot kendaraan itu diperkirakan mencapai 15 ton.
Senapan mesin AAT-52 7.5mm dipasang sebagai senjata koaksial dan satu lagi dapat dipasang sebagai senjata fleksibel di atap turret. Untuk penjualan ekspor, senjata ini sering diganti dengan senapan mesin 7,62mm AAT-NF1 atau MAG.
Beberapa tank dalam layanan Prancis dilengkapi dengan rudal anti-tank SS-11 untuk meningkatkan efektivitas melawan tank yang lebih baru.
AMX-13 bermesin bensin memiliki jangkauan 350 hingga 400 km di jalan raya. Jika dilengkapi dengan mesin diesel, jarak tempuh tank itu meningkat menjadi antara 550 hingga 600 km.
Selain Perancis, sejumlah negara juga memiliki tank tersebut, misalnya Indonesia, Argentina, Ekuador, Maroko, Peru, Venezuela, Belgia, India, Israel, hingga Singapura.
Melansir Army Guide, lambung AMX-13 terbuat dari baja yang seluruhnya dilas dan dibagi menjadi tiga kompartemen, dengan kompartemen pengemudi dan mesin di depan dan turret dipasang di belakang.
(jps/mik)