HP Huawei Bisa Ganti Sistem Operasi dari Android ke HarmonyOS

Huawei menyebut ponsel mereka yang sudah mendukung antarmuka EMUI 11 bisa beralih sistem operasi dari Android ke HarmonyOS 2.0. 


Huawei sendiri baru akan meluncurkan ponsel yang sudah dilengkapi dengan perangkat lunak buatannya itu pada 2021. Sementara SDK Harmony OS 2.0 baru akan tersedia pada Desember 2020.

Pada awalnya, Harmony OS yang dikenal dengan sebutan HongMeng di China, diperuntukkan untuk perangkat jam tangan pintar, head unit mobil, dan TV.


"Perangkat yang menjalankan EMUI 11 berbasis teknologi terdistribusi baru akan memenuhi syarat untuk ditingkatkan ke Harmony OS di masa mendatang," kata perwakilan Huawei mengutip Android Authority, Senin (14/9). 

Namun, Huawei belum memberi informasi spesifik apa peningkatan sistem ini akan tersedia pada semua ponsel pintar yang menjalankan EMUI 11 atau tidak.

Tidak disampaikan juga oleh perusahaan, apakah peningkatan software ini berlaku wajib atau hanya sekadar pilihan saja kepada pemilik ponsel.

Harmony OS 2.0 diklaim memiliki sejumlah fitur baru, antaranya interface yang adaptif tergantung pada perangkat, peningkatan keamanan, dan "AI audiovisual" untuk pengenalan suara lebih cerdas.

Perusahaan juga fokus pada transfer data lintas perangkat sehingga diklaim kinerja baca atau tulis jarak jauh jadi lebih cepat. Sedangkan kinerja pencarian jadi lebih cepat dari Samba dan iOS Spotlight.

Ketua Perangkat Lunak Bisnis Konsumen Huawei Wang Chenglu mengklaim OS Hongmeng 2.0 berjalan dengan sangat baik dan sangat berbeda dari sistem Android.

Melansir The Verge, Huawei juga akan membuka proyek OpenHarmony. Lewat proyek ini, pengembang bisa membuat sistem operasi ini versi open source. Mirip dengan proyek AOSP di Android. 

Saat ini proyek itu hanya mendukung perangkat dengan memori 128 MB ke bawah. Tapi, April tahun depan proyek ini bis digunakan untuk perangkat dengan memori hingga 4GB. Batasan memori akan dihapus sama sekali pada Oktober 2021.

HarmonyOS adalah proyek penting bagi Huawei, karena ini adalah benteng perusahaan itu melawan sanksi AS. Sebab, AS telah menghadang Huawei dengan berbagai larangan untuk mempersulit bisnis perusahaan itu. Akibatnya, Huawei saat ini terpaksa menjual ponsel berbasis Android-nya tanpa layanan Google.

Mulai dari pelarangan perusahaan AS menyuplai barang dan perangkat lunak bagi Huwaei. Belakangan, perusahaan lain di seluruh dunia yang menggunakan teknologi AS juga ikut dilarang menyuplai perangkat keras untuk Huawei. Akibatnya, Huawei tak bisa memproduksi lagi chipset yang ia gunakan untuk ponsel-ponselnya.