Royal Swedish Academy of Sciences memutuskan untuk memberikan hadiah Nobel dalam bidang kimia kepada Emmanuelle Charpentier dan Jennifer A. Doudna. Keduanya berhasil mengembangkan metode untuk mengedit genom.
Charpentier dan Doudna menemukan salah satu alat paling akurat dari teknologi gen, yakni gunting genetik CRISPR/Cas9. Dengan menggunakan alat itu, para peneliti dapat mengubah DNA hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme dengan presisi yang sangat tinggi.
Melansir CNN, Kamis (8/10), alat pengeditan gen CRISPR/Cas9 telah merevolusi ilmu kehidupan molekuler. Selain memberi peluang baru untuk pemuliaan tanaman, alat itu berkontribusi pada terapi kanker yang inovatif dan dapat membuat impian menyembuhkan penyakit bawaan menjadi kenyataan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Charpentier, seorang ahli mikrobiologi Prancis, dan Doudna, seorang ahli biokimia Amerika adalah wanita pertama yang bersama-sama memenangkan hadiah Nobel Kimia.
Dalam konferensi pers, Charpentier mengatakan bahwa dia berharap kemenangan itu mengirimkan pesan positif kepada para perempuan muda yang bahwa wanita dalam sains juga dapat memberikan peran melalui penelitian yang mereka lakukan.
Dalam laman resmi Nobel, peneliti perlu memodifikasi gen dalam sel jika mereka ingin mencari tahu tentang cara kerja bagian dalam kehidupan.
Hal itu dulunya merupakan pekerjaan yang memakan waktu, sulit, dan terkadang gagal. Dengan menggunakan gunting genetik CRISPR/Cas9, dimungkinkan untuk mengubah kode kehidupan hanya beberapa minggu.
Dalam bentuk aslinya, gunting mengenali DNA dari virus, tetapi Charpentier dan Doudna membuktikan bahwa mereka dapat dikendalikan sehingga mereka dapat memotong molekul DNA apa pun di tempat yang telah ditentukan.
Sejak Charpentier dan Doudna menemukan gunting genetik CRISPR/Cas9 pada 2012, penggunaannya telah meluas. Alat itu telah berkontribusi pada banyak penemuan penting dalam penelitian dasar dan peneliti tanaman telah mampu mengembangkan tanaman yang tahan terhadap jamur, hama, dan kekeringan.
Di bidang kedokteran, uji klinis terapi kanker baru sedang berlangsung dan impian untuk dapat menyembuhkan penyakit bawaan akan segera menjadi kenyataan. Gunting genetika ini telah membawa ilmu-ilmu baru dalam banyak hal, membawa manfaat terbesar bagi umat manusia.
Royal Swedish Academy of Sciences menggelontorkan 10 juta krona atau setara Rp16,5 miliar kepada keduanya.
Royal Swedish Academy of Sciences yang didirikan pada 1739 adalah organisasi independen yang bertujuan untuk mempromosikan ilmu pengetahuan dan memperkuat pengaruhnya dalam masyarakat.
Akademi itu mengambil tanggung jawab khusus untuk ilmu alam dan matematika, tetapi berusaha untuk mempromosikan pertukaran ide antara berbagai disiplin ilmu.
(mik/mik)