Sekolah Mulai Belajar Pakai Aplikasi Internet pada 2021

CNN Indonesia
Jumat, 20 Nov 2020 06:01 WIB
Kemendikbud mengungkap sedang mengembangkan aplikasi Platform Pendidikan Nasional untuk kegiatan belajar sekolah berbasis internet mulai 2021. (CNN Indonesia/ Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sekolah di setiap jenjang pendidikan akan mulai melakukan kegiatan belajar menggunakan platform berupa aplikasi atau situs berbasis internet pada 2021.

Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hasan Chabibie membenarkan bahwa pihaknya tengah mempersiapkan aplikasi bernama Platform Pendidikan Nasional.

"Ada empat besaran platform nanti yang akan dikembangkan. Platform kurikulum, platform guru, platform sumber daya sekolah, dan platform bursa karir yang terintegrasi," katanya kepada CNNIndonesia.com melalui pesan singkat, Kamis (19/11).

"Rencananya [mulai digunakan] tahun 2021," lanjutnya.

Ia menjelaskan platform ini akan dipakai guru dan siswa dalam kegiatan belajar sehari-hari. Tahun depan, penggunaan platform tersebut perlahan-lahan diterapkan di sekolah-sekolah yang sudah mumpuni.

"Belum [diterapkan secara] keseluruhan pastinya. Dan platform-platform ini nanti akan terintegrasi dengan aktivitas utama lainnya di Kemdikbud," lanjutnya.

Mengutip Peta Jalan Pendidikan yang disampaikan Kemendikbud kepada Komisi X DPR, Platform Pendidikan Nasional akan diterapkan di jenjang PAUD sampai pendidikan tinggi.

Platform bakal bisa digunakan oleh siswa, guru, kepala sekolah, otoritas pendidikan daerah, pembuat kebijakan, dan pihak industri yang bekerja sama dengan instansi pendidikan.

Nantinya, guru dapat melakukan penilaian dan pelatihan siswa melalui platform ini. Siswa juga dapat menyampaikan umpan balik secara langsung.

Selain menilai siswa, platform ini memungkinkan guru dinilai oleh siswa, sesama rekan guru, sampai atasan.

Kemudian guru dapat mengikuti pelatihan melalui platform ini. Akan ada portal yang memungkinkan siswa dan guru mencari kesempatan bekerja atau magang di industri.

Bahkan platform ini memungkinkan sekolah belanja dengan transaksi non tunai menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) melalui konsep marketplace.

Dalam paparan tersebut disebutkan bahwa platform ini akan ditingkatkan secara nasional dalam kurun lima tahun ke depan. Wacana ini jadi salah satu dari 10 inisiatif yang ingin dipercepat oleh Kemendikbud.

Bersamaan dengan perbaikan kurikulum, pembangunan sekolah masa depan, pemberian insentif untuk pihak swasta, mendorong pendidikan vokasi, dan membentuk pendidikan tinggi kelas dunia.

Sedangkan inisiatif lain seperti meningkatkan kualitas guru dan kepala sekolah, menerapkan kolaborasi dan pembinaan antar sekolah maupun dengan pemerintah daerah, dan penyederhanaan mekanisme akreditasi belum menjadi prioritas.

Kemendikbud sendiri berencana membagikan paket TIK yang terdiri dari 15 laptop, satu konektor, satu wireless router dan satu proyektor untuk satu sekolah sebagai upaya mendigitalisasi sekolah.

Jumlah yang dibagikan ada 7.552 paket untuk 2.330 SD dan 5.222 SMP. Lalu ada 11.296 paket TIK untuk 11.296 satuan pendidikan yang disalurkan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik.

Namun begitu, sejumlah pihak mulai dari guru, pemerhati pendidikan hingga DPR khawatir rencana ini sulit diterapkan di lapangan.

Bukan hanya karena kesulitan infrastruktur, jaringan hingga geografis di penjuru daerah. Namun juga perkara kualitas guru dalam menguasai TIK yang dinilai masih minim.

(fey/fea)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK