Aplikasi Muslim Pro membantah tudingan telah menjual data pengguna kepada pihak ketiga. Muslim Pro mengklaim penjualan data pengguna adalah tuduhan tidak berdasar.
"Kami tidak pernah menyediakan data non-anonim kepada pihak ketiga," ujar Head of Community Muslim Pro, Zahariah Jupary kepada CNNIndonesia.com, Senin (23/11).
Zahariah menyampaikan X-Mode Social, Inc. sudah berhenti bekerjasama dengan Sierra Nevada Corporation and Systems & Technology Research, yaitu perusahaan yang dilaporkan media sebagai kontraktor pihak militer Amerika Serikat, jauh sebelum Muslim Pro bekerja sama dengan X-Mode Social, Inc. sebagai mitra data.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia berkata X-Mode Social, Inc. memberikan konfirmasi kepada Muslim Pro pada 17 November 2020.
Untuk lebih meyakinkan pengguna dan menyelesaikan masalah, Zahariah mengklaim Muslim Pro akan melakukan tindakan investigasi penuh secara resmi kepada berbagai pihak yang terlibat. Muslim Pro juga kan amenunjuk pengacara agar membantu proses investigasi.
"Kami juga akan melakukan tindakan yang dibutuhkan jika mendapati adanya penyalahgunaan kepercayaan kami dan para pengguna kami. Kami yakin bahwa pada akhirnya kebenaran akan terungkap seiring tindakan hukum yang dijalankan dan diharapkan dapat meluruskan semua pemberitaan tersebut," ujarnya.
Zahariah pun kembali menyampaikan permintaan maaf kepada penggunanya atas keresahan dan ketidaknyamanan ditimbulkan. Muslim Pro mengklaim berkomitmen untuk sepenuhnya memastikan semua pengamanan diterapkan sehingga pengguna dapat terus memanfaatkan layanan Muslim Pro yang berkualitas dan aman.
Muslim Pro disebut dikembangkan untuk memudahkan ibadah jutaan umat Muslim di seluruh dunia dan telah melakukan hal tersebut selama 10 tahun terakhir.
Muslim Pro kini tengah bekerja sama dengan berbagai pihak dan otoritas yang relevan dan berkepentingan, untuk secara transparan mengungkapkan fakta terkait tuduhan yang menimbulkan keresahan dalam komunitasnya.
Sebelumnya, militer Amerika Serikat (AS) disebut membeli data lokasi jutaan pengguna Muslim Pro. Muslim Pro adalah aplikasi pengingat waktu salat yang juga menyajikan 30 juz Al Quran lengkap dengan tulisan Arab.
Laporan dari Motherboard seperti dikutip Vice, aplikasi dengan lebih dari 98 juta unduhan ini ternyata melacak lokasi pengguna dan menjual data itu ke militer Amerika Serikat.
Muslim Pro adalah satu dari ratusan aplikasi smartphone yang menghasilkan uang dengan menjual data lokasi pengguna ke pihak ketiga. Motherboard menyebut militer AS membeli data Muslim Pro melalui salah satu pialang data pihak ketiga tersebut.
(jps/mik)