Hyundai Recall 82 Ribu Mobil Listrik, Termasuk Ioniq dan Kona

CNN Indonesia
Jumat, 26 Feb 2021 11:45 WIB
Hyundai bakal mengalami kerugian besar untuk melakukan recall pada 82 ribu unit mobil listrik setelah terdapat 15 laporan kebakaran.
Ilustrasi baterai mobil listrik Hyundai. (hyundai.com)
Jakarta, CNN Indonesia --

Hyundai akan menarik 82 ribu mobil listrik secara global untuk penggantian baterai setelah perusahaan menerima sedikitnya 15 laporan kebakaran. Recall ini akan membuat Hyundai mengeluarkan biaya sangat besar.

Laporan CNN menyebut recall membuat Hyundai bisa merugi 1 triliun won Korea, atau sekitar US$900 juta (Rp12,8 triliun). Jumlah tersebut menggunakan asumsi biaya rata-rata recall per unit US$11 ribu (Rp157,1 juta).

Penggantian seluruh baterai pada mobil listrik merupakan salah satu tindakan ekstrim. Pekerjaan dan biayanya disebut hampir sama seperti mengganti seluruh mesin pada mobil konvensional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Biaya recall yang akan dilakukan Hyundai ini sangat mahal jika dihitung per unit dibanding recall global jenis lain yang sudah dilakukan. Ambil contoh General Motors (GM) yang mengucurkan biaya lebih besar US$1,2 miliar (Rp17,1 triliun) untuk biaya penggantian kantung udara Takata pada 7 juta kendaraan, itu berarti biaya recall per unit kurang dari US$200 (Rp2,8 juta).

Menurut Mike Held, direktur praktik otomotif dan industri di AlixPartners, sebuah perusahaan konsultan global, biaya rata-rata recall mobil selama 10 tahun terakhir sekitar US$500 (Rp7,1 juta) per unit.

"Secara keseluruhan, keamanan dan daya tahan baterai akan semakin penting," katanya.

Laporan kebakaran

Dalam laporan semua kebakaran yang melibatkan mobil listrik Hyundai tidak menimbulkan korban jiwa. Banyak kejadian terjadi setelah pemilik tidak berada di dalam mobil.

Mobil listrik yang terlibat dalam program recall Hyundai di antaranya Kona EV, Ioniq EV, dan Elec City produksi November 2017 hingga Maret 2020.

Hyundai mengatakan penyelidikan atas kebakaran sudah dilakukan dan menunjukkan sel baterai buatan LG dapat rusak sehingga mengalami korsleting. Hal ini menjadi indikasi penyebab belasan mobil listrik Hyundai mengalami kebakaran.

Hyundai mengaku masih melakukan pembicaraan dengan pemasok baterai LG Energy Solutions untuk menentukan pihak mana yang akan bertanggung jawab atas biaya tersebut.

Sedangkan Kementerian Transportasi Korea Selatan tampaknya menuding LG atas masalah kebakaran, namun LG berbicara sebaliknya.

"Api tidak muncul kembali dalam uji lab, dan masalahnya adalah masalah produksi massal awal di jalur khusus Hyundai Motors," kata LG dalam sebuah pernyataan.

(ryh/fea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER