Satu Tahun Corona Bikin Gembos Roda Otomotif Indonesia

Hari ini Selasa (2/3) tepat satu tahun virus corona (Covid-19) mewabah di Indonesia. Efek berkepanjangan wabah yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China ini telah meluluhlantakkan berbagai sektor industri, termasuk otomotif.

Otomotif kena dampak signifikan, banyak produsen mobil dan sepeda motor babak belur dan berbagai bisnis di sekitarnya terancam lantaran pandemi terus meluas, pembelian kendaraan anjlok, usaha dibatasi penanganan pandemi, kemudian perekonomian lemas.

Ada berbagai catatan otomotif yang menarik untuk disimak pada momen satu tahun perjalanan pandemi di Indonesia.

Penjualan Turun

Tidak bisa dipungkiri, pandemi sukses merusak tatanan bisnis sebab berdampak terhadap perekonomian nasional. Situasi ekonomi masyarakat seketika tak menentu yang mengakibatkan minat beli kendaraan turun dan sebagian menunda pembelian.

Hal ini langsung terasa pada penjualan otomotif, seketika penjualan mobil dan motor surut.

Mengutip data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pada 2020, penjualan mobil secara retail atau dari dealer ke konsumen terjun 44,7 persen dibanding 2019 menjadi hanya 578.327 unit.

Sedangkan wholesales atau dari pabrik ke dealer, penurunannya terpantau lebih besar, hingga 48,5 persen, menjadi 532.027 unit.

Pada 2020 untuk pertama kalinya Indonesia tidak bisa mencapai penjualan di atas 1 juta unit sejak 2012.

Gangguan pandemi pada penjualan retail mobil mulai dirasakan pada Maret 2020 yang turun menjadi 60.441 unit, padahal pada Februari sanggup 77.866 unit. Kemudian penjualan makin anjlok menjadi 24.270 unit pada April, lalu Mei turun kembali 17.083 unit sebagai titik terendah sepanjang 2020.

Penjualan mulai naik pada Juni menjadi 29.858 unit.

Selain karena daya beli, penurunan penjualan dilatarbelakangi pembatasan gerak masyarakat dari pemerintah untuk menekan penularan virus. Pembatasan tersebut baru dibuka Juni sehingga ikut berdampak pada penjualan otomotif.

Sama seperti mobil, penjualan motor juga mengalami nasib serupa. Menurut data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), wholesales pada 2020 tercatat 3.660.616 unit, turun 43,5 persen dari hasil 2019 sebanyak 6.487.460 unit.

Ekspor

Tidak hanya penjualan domestik, ekspor mobil Completely Built Up (CBU) buatan Indonesia juga tenggelam. Ekspor CBU mobil diketahui jatuh 30,1 persen menjadi 232.175 unit pada 2020, sedangkan ekspor CBU motor turun menjadi 700.392 unit dari sebelumnya 810.433 unit pada 2019.

Pabrik Tutup

Pembatasan gerak masyarakat sejak awal pandemi membuat banyak pabrik kendaraan terpaksa tutup atau bekerja sangat terbatas. Beberapa produsen yang menjalani hal itu di antaranya Toyota, Honda (mobil), Suzuki (motor dan mobil), Mercedes-Benz, Isuzu, Mitsubishi, BMW, hingga Yamaha.

Sebagian pabrik juga terpaksa menurunkan volume produksi agar stok unit tak menumpuk karena pembeli kendaraan sepi di dealer. Produsen juga diketahui banyak melepas tenaga kerja efek pandemi.

Misalnya Daihatsu yang mengaku melepas tenaga kerja kontrak, namun pegawai tetap masih dipertahankan.

Peluncuran Virtual

Walau kondisi sulit, para Agen Pemegang Merek (APM) tetap berupaya menggulirkan bisnis dengan meluncurkan produk baru. Beda dari tahun-tahun sebelumnya, semua merek menggelar acara secara virtual alias tanpa tatap muka, menggunakan platform digital seperti Youtube dan lainnya.

Meski begitu ada juga APM yang memilih menunda peluncuran produk karena melihat situasi industri belum kondusif, seperti Honda dan Peugeot. Keduanya sudah berencana meluncurkan produk baru pada 2020, namun ditangguhkan.

Bangkit Lewat PPnBM

Tahun ini industri otomotif akhirnya dapat belaian pemerintah melalui kebijakan diskon Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) bakal mobil baru. Upaya penyelamatan yang ditargetkan buat masyarakat kelas menengah ini berlaku Maret-Desember.

Harapan pemerintah melalui potongan pajak yang membuat harga mobil sesuai kriteria tertentu bisa lebih murah itu dapat meningkatkan penjualan roda empat pada tahun ini. Diketahui ada 21 mobil produksi lokal yang berhak mendapat diskon PPnBM itu.