Toyota dilaporkan akan memproduksi komponen utama kendaraan fuel cell (bahan bakar hidrogen) di China mulai 2022. China menjadi negara pertama yang memproduksi komponen mobil hidrogen Toyota di luar Jepang.
Langkah itu dilakukan sebagai tanggapan atas permintaan dari China agar Toyota memproduksi komponen utama di negaranya. Toyota selama ini memproduksi komponen utama untuk FCV di Prefektur Aichi, Jepang.
China sendiri mempunyai misi untuk menempatkan 1 juta mobil berbahan bakar hidrogen di jalan pada 2035.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rencana Toyota menjadikan China sebagai negara memproduksi komponen mobil fuel cell tersebut dikonfirmasi Minggao Ouyang, seorang profesor Universitas Tsinghua yang terlibat dalam perumusan kebijakan dengan pemerintahan Beijing, seperti dikutip Asia Nikkei.
Ouyang mengatakan, Toyota bekerja sama dengan perusahaan yang berafiliasi dengan Universitas Tsinghua untuk membangun fasilitas manufaktur untuk sistem penggerak mobil fuel cell. Namun, sejauh ini Toyota enggan berkomentar terkait kerjasama dengan Universitas Tsinghua.
Dikabarkan, komponen yang akan diproduksi adalah sistem inti kendaraan fuel cell yang terdiri dari tumpukan sel bahan bakar dan komponen lainnya. Kendaraan fuel cell menghasilkan listrik dengan menggabungkan hidrogen dan oksigen.
Komponen yang diproduksi di China akan digunakan pada kendaraan komersial seperti bus dan beberapa kendaraan lainnya.
Toyota dan perusahaan Universitas Tsinghua sedang memutuskan detail kemitraan, seperti spesifikasi sistem dan tingkat produksi lokal.
Langkah itu menyusul pembentukan usaha kendaraan sel bahan bakar antara Toyota, Tsingua dan pabrikasi pembuat mobil milik China. Saat ini komponen untuk fuel cell diproduksi di Jepang dan dikirim ke China untuk dilakukan perakitan.
Dengan adanya fasilitas baru itu diharapkan mulai beroperasi antara 2022 hingga 2023. Jumlah investasi bisa mencapai ratusan juta dollar Amerika Serikat.
Inisiatif Toyota muncul saat Beijing memulai proses pemilihan kota model fuel cell vehicle (FCV). Kota-kota terpilih dapat menerima insentif hingga 1,7 miliar yuan atau senilai Rp3,7 triliun.
Dengan strategi mobil hijau Beijing, FCV diposisikan sebagai kendaraan berikutnya bersama dengan Electronic Vehicle (EV).
Agar memenuhi syarat untuk mendapatkan insentif tersebut, setiap kota harus mengembangkan rantai pasokan untuk memproduksi FCV termasuk tumpukan sel bahan bakar. Kendati demikian pihak Toyota perlu memilih kota mana yang akan digunakan untuk mendirikan fasilitas produksinya.
China merupakan pasar utama bagi Toyota, pemain terbesar kedua di negara itu setelah produsen kendaraan asal Jerman Volkswagen. Pemerintah China mendorong produsen mobil untuk memperkenalkan teknologi baru dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
(can/mik)