Pro Kontra Netizen Soal Kartu Kredit Pertamina Ahok Rp30 M

Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengaku mendapat fasilitas kartu kredit Rp30 miliar dari perusahaan negara itu

Ia lantas berencana menghapus fasilitas yang diberikan Pertamina kepada dewan direksi, komisaris, hingga manajer perusahaan.

Ahok menyebut penghapusan akan dilakukan untuk menghemat pengeluaran perusahaan.Keputusan tersebut merupakan salah satu poin yang disepakati dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) pada Senin (14/6).

Rencana tersebut lantas menjadi ramai dikomentari pro dan kontra warganet di jagat Twitter.

Akun @thisissandri misalnya, ia mempertanyakan peran Ahok yang sudah menjabat jadi Komisaris di PT. Pertamina sejak 2019 itu.

"Menjabat udah dari 2019 tapi baru nemu beginian sekarang? Pas RUPS taun kemarin kemana, pak?" cuitnya, Selasa (16/6).

Di samping itu ada pula warganet yang menyambungkan langkah Ahok itu dengan tahun politik pada 2024.

"Road to 2024. Enaknya di Indonesia, mereka cepat lupa dan gampang simpati," tutur @richadmustova.

Ada pula warganet yang menilai bahwa penggunaan kartu kredit sebagai salah satu cara agar pengeluaran terbuka, dan mudah diaudit.

"Penggunaan kartu kredit itu merupakan salah satu manajemen cashless, sehingga penggunaanya semuanya terbuka dan bisa diaudit," ujar @richadmustova.

Namun demikian, ada netizen yang menganggap bahwa rencana yang dibesut oleh Ahok membuatnya dibenci oleh para mafia.

"Gimana MAFIA ga benci ahok coba Kartu kredit untuk dia dan pejabat pertamina saja diminta dihapus. Hanya orang-orang yang RASIS dan MALAS KERJA yang benci Ahok," ujarnya.

Selain itu, komentar positif juga dicurahkan oleh salah satu warganet. Ia menilai rencana itu merupakan gebrakan baru untuk Pertamina.

"Gebrakan baru dan bagus dari Komisaris Utama Pertamina Ahok. Pegawai biasa bisa ikut test SVP Senior Vice President Pertamina,bahkan semua kartu kredit para direksi ditarik olehnya. Sekalian juga harga BBM dituruni lagi Pak Ahok," cuitnya.