Peti Covid-19 Krisis, Ahli Sebut Utamakan Kantung Jenazah

CNN Indonesia
Senin, 05 Jul 2021 19:51 WIB
Ahli minta utamakan kantung jenazah dan proses pemulasaraan yang sesuai di tengah krisis ketersediaan peti jenazah.
Ilustrasi. Ahli minta utamakan kantung jenazah dan proses pemulasaraan yang sesuai di tengah krisis ketersediaan peti jenazah. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ahli meminta agar petugas mengutamakan kantung dan proses pemakaman jenazah pasien Covid-19 di tengah krisis ketersediaan peti untuk proses pemulasaraan itu.

Sebab, menurut Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman menilai kurangnya stok peti mati yang digunakan untuk pemulasaraan jenazah Covid-19 tidak terlalu penting.

"Sebetulnya peti tidak terlalu esensial ya, yang penting itu yang kantung dan pemulasaraannya," ujar Dicky kepada CNNIndonesia.com lewat pesan teks, Senin (5/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komentar itu ia sampaikan merespons Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) yang mengaku mulai kesusahan mendapatkan peti jenazah untuk memakamkan pasien dengan protokol Covid-19.

Dicky mengatakan protokol yang paling penting kepada jenazah dengan Covid-19 ialah pembungkusan atau wrapping. Ketika dalam situasi tidak ada peti mati, jenazah tetap bisa dilakukan pemakaman sesuai rekomendasi badan kesehatan dunia, WHO.

"Yang penting masalah pemulasaran dari jenazah pasien Covid-19 adalah di wrapping memang. Dan itu yang melakukan [petugas] yang memang sudah terlatih dan memakai pakaian khusus.

Namun begitu ia mengimbau harus memperhatikan lokal konteks, agar pemulasaran dapat dilakukan tetap dengan cara yang tertata meski nantinya tidak bisa menggunakan peti melainkan hanya dengan kantung jenazah.

Lebih lanjut Dicky menjelaskan fungsi peti mati pada proses pemakaman dengan protokol Covid-19. Ia menilai peti mati merupakan perangkat untuk mempermudah proses pemakaman agar jenazah berada dalam posisi yang tepat, tidak ringkih saat pemakaman dan lebih manusiawi.

Selain itu, kata Dicky, peti mati yang digunakan juga dapat memudahkan petugas untuk memakamkan jenazah, karena prosesnya hanya dengan menurunkan peti ke dalam galian tanah.

"Ini ya tentunya akan ada plus minusnya dari sisi prosesnya. Kalau yang pakai peti kan diturunkan saja petinya, sebetulnya lebih memudahkan dari sisi kecepatan [pemakaman]," ujar Dicky.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Lia Gardenia Partakusuma mengatakan rumah sakit mulai kesusahan mendapatkan peti jenazah.

Hal itu terjadi seiring dengan melonjaknya jumlah warga yang meninggal akibat terpapar Covid-19. Bahkan, data per Minggu (4/7) mencatat terjadi rekor kematian covid-19 dengan penambahan sebanyak 555 orang yang meninggal dalam sehari.

Lia sekaligus menambahkan, tidak hanya peti jenazah. Rumah sakit juga mulai mengeluhkan alat pelindung diri (APD), obat, bahan medis habis pakai (BMHP), oksigen, hingga biaya pengolahan limbah medis.

(can/eks)


[Gambas:Video CNN]
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER