Xiaomi hanya selangkah lagi menjegal Samsung setelah berhasil melampaui angka pengapalan Apple dan menjadi vendor smartphone terbesar kedua di dunia untuk pertama kalinya.
Hal ini berdasarkan data perusahaan riset pasar Canalys pada kuartal dua 2021. Menurut laporan Canalys, perusahaan China itu telah mengambil 17 persen dari pengiriman smartphone di seluruh dunia untuk kuartal kedua tahun 2021.
Meskipun masih di bawah Samsung dengan total pengiriman 19 persen. Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020, pengiriman Xiaomi melonjak lebih dari 80 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apple berada di peringkat ketiga, menyumbang pengiriman 14 persen dari total global. Pembuat smartphone China Oppo dan Vivo membuntuti, dengan masing-masing 10 persen pengiriman.
Ini merupakan kali pertama Xiaomi menempati posisi kedua dalam laporan Canalys. Pada kuartal pertama tahun 2021 dan sepanjang tahun 2020, Samsung dan Apple adalah dua merek smartphone teratas dunia. Pada 2019, Samsung dan Huawei menduduki puncak daftar.
Pendiri sekaligus CEO Xiaomi, Lei Jun mengatakan menjadi vendor smartphone nomor 2 di dunia merupakan "tonggak penting dalam sejarah Xiaomi,"
"Saya ingin memastikan kita dapat mempertahankan tempat kedua dengan mantap dan kokoh di masa depan," katanya seperti dikutip CNN.
Lihat Juga : |
Lewat keterangan resmi, Xiaomi mengaku keberhasilan pertumbuhan Xiaomi ini disebut imbas dari ekspansi global Xiaomi dan strategi ritel perusahaan itu. Sebab, Xiaomi disebut berhasil dengan mulus mengombinasikan penjualan online dan toko fisik.
Hal ini diamini oleh Manajer riset Canalys Ben Stanton. Menurutnya, pertumbuhan agresif Xiaomi didorong oleh bisnis di luar China.
"Semua vendor berjuang keras untuk mengamankan pasokan komponen di tengah kelangkaan (chip) global, tetapi Xiaomi telah mengincar sasaran lain yakni menggantikan Samsung untuk menjadi vendor terbesar di dunia," kata Stanton.
Menurut Canalys, selama kuartal kedua pengiriman Xiaomi meningkat lebih dari 300 persen di Amerika Latin, 150 persen di Afrika dan 50 persen di Eropa Barat.
Stanton mengatakan secara garis besar, Xiaomi masih menargetkan konsumen yang mementingkan ponsel dengan harga yang terjangkau.
Berbeda dengan Samsung dan Apple, harga yang dipatok Xiaomi untuk ponsel yang mereka jual rata-rata lebih murah 40 persen dan 75 persen dari dua kompetitornya itu.
Lebih lanjut Canalys dalam laporannya menulis bahwa Xiaomi juga mendapat dorongan besar dari ekonomi global yang membaik.
Stanton berharap bahwa prioritas utama Xiaomi tahun ini adalah menjual lebih banyak perangkat kelas atas, seperti Mi 11 Ultra.
"Tapi itu akan menjadi pertempuran yang sulit, karena saingan seperti Oppo dan Vivo memiliki tujuan yang sama," ujarnya.
(can/eks)