Perusahaan Anti Malware Norton Caplok Pesaing, Avast

CNN Indonesia
Rabu, 11 Agu 2021 16:55 WIB
Ilustrasi. Perusahaan anti malware Norton mencaplok saingannya, Avast, seharga lebih dari Rp115,3 triliun.(AFP PHOTO / DAMIEN MEYER)
Jakarta, CNN Indonesia --

Perusahaan keamanan siber raksasa asal AS, Norton (NortonLifeLock, sebelumnya dikenal sebagai Symantec), akan mencaplok saingannya Ceko Avast seharga lebih dari US$8 miliar (Rp115,3 triliun; kurs Rp14.419).

Pengumuman ini dilakukan Rabu (11/8). Norton menganggap kesepakatan ini bisa menjadi langkah maju bagi keamanan siber konsumen.

"(Dan) memungkinkan kami mencapai visi untuk melindungi dan memberdayakan orang-orang untuk menjalani kehidupan digital mereka dengan aman," kata kepala eksekutif Norton Vincent Pilette lewat pernyataan resmi seperti dikutip AFP.

Kepala eksekutif Avast yang terdaftar di London, Ondrej Vlcek, mengatakan penggabungan tersebut bisa meningkatkan solusi dan layanan keamanan siber di tengah meningkatnya ancaman penjahat siber di dunia maya secara global.

Pilette ditetapkan menjadi kepala eksekutif grup gabungan, sementara Vlcek akan bergabung dengan NortonLifeLock sebagai Presiden dan menjadi Anggota Dewan NortonLifeLock. Perusahaan gabungan ini akan terdaftar di Nasdaq, serta akan berkantor pusat ganda di Praha dan Tempe, Arizona.

Saat ini, bisnis di seluruh dunia berada dalam ancaman ransomware yang meminta korban tebusan sejumlah uang dengan menyandera sistem komputer mereka.

Contoh terbaru adalah serangan ransomware secara besar-besaran terhadap perusahaan teknologi AS Kaseya pada Juli. Peranti lunak perusahaan ini dipakai sekitar 40 ribu bisnis, mulai dari apotek hingga pompa bensin.

Hal ini membuat peretas bisa melumpuhkan banyak perusahaan sekaligus hanya dengan satu pukulan ke layanan yang dipakai banyak perusahaan itu.

"Pada saat ancaman dunia maya global tumbuh, namun penetrasi keamanan dunia maya masih sangat rendah, bersama dengan NortonLifeLock, kami akan dapat mempercepat visi bersama kami untuk menyediakan perlindungan dunia maya holistik bagi konsumen di seluruh dunia," ujar Vlcek.



Pejabat keamanan siber AS pekan lalu mengumumkan bahwa Amazon, Google, dan Microsoft akan membantu mereka memerangi ransomware dan mempertahankan sistem komputasi cloud dari peretas.

Menurut Cybersecurity and Infrastructure Security Agency (CISA), kolaborasi pertahanan siber bersama tersebut dimaksudkan untuk menggabungkan keterampilan dan sumber daya pemerintah dan swasta untuk memerangi peretas.

(mrh/eks)


KOMENTAR

TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK