Penampakan Kerumunan Warga di Bandara Kabul dari Satelit

CNN Indonesia
Kamis, 19 Agu 2021 08:01 WIB
Ilustrasi satelit. (Foto: Tangkapan layar instagram @starlink_satellites)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kerumunan massa di Bandara Kabul Afghanistan tertangkap satelit dari luar angkasa. Gambar penampakan warga di bandara itu kemudian dibagikan Maxar Technologies pada Senin (16/8).

Maxar Technologies mengumpulkan foto-foto dari satelit di Bandara Internasional Hamid Karzai Kabul, selama upaya evakuasi massal dari kota.

Dari foto-foto yang disebar terlihat warga berada di landasan pacu dan di sekitar bandara untuk mencoba menumpangi pesawat yang hendak keluar dari Afghanistan.

"Pasukan keamanan dapat terlihat di dekat salah satu landasan pacu utama bandara yang berusaha mencegah kerumunan orang bergerak menuju pesawat lain dan menghalangi operasi penerbangan," kata pihak Maxar seperti dikutip dari LiveScience, Kamis (19/8).

Keamanan di Bandara Kabul dikabarkan kewalahan menahan massa, mengakibatkan penutupan bandara untuk operasi komersial.

Dilansir dari India Today, gambar satelit juga menunjukkan pesawat angkut militer termasuk jet C-17 Globemaster yang dikerahkan di Bandara Kabul. Puluhan helikopter militer, termasuk beberapa Chinook, juga hadir di bandara.

Diberitakan, Presiden Afghanistan yang kabur ketika Taliban menaklukkan Kabul, Ashraf Ghani, dikonfirmasi pada Rabu (18/8) berada di Uni Emirat Arab (UEA).

"Kementerian Luar Negeri dan Kerjasama Internasional UEA dapat mengonfirmasi bahwa UEA telah menyambut Presiden Ashraf Ghani dan keluarganya ke negara ini dalam alasan kemanusiaan," tulis Kemenlu UEA dalam pernyataannya, dikutip dari CNN, Rabu (18/8).

Pada Senin (16/8), Ashraf Ghani diketahui kabur dari negaranya sendiri bahkan menyatakan Taliban menang. Ia menyatakan, melalui pernyataan di Facebook, bahwa ia kabur demi menghindari pertumpahan darah.

Sementara itu media sosial dan aplikasi perpesanan melarang konten-konten Taliban.

Juru bicara Facebook mengatakan kepada CNBC bahwa mereka telah melarang segala konten propaganda Taliban sejak lama. Mereka akan tetap menerapkan larangan itu karena Taliban masih masuk daftar kelompok yang dianggap teroris oleh Amerika Serikat.

(mrh/mik)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK