Mengenal Sirene BMKG Antisipasi Tsunami Gempa Megathrust

CNN Indonesia
Senin, 30 Agu 2021 11:02 WIB
BMKG melakukan uji aktivasi sirene peringatan tsunami jika terjadi gempa megathrust di selatan Jawa.
Ilustrasi gelombang tsunami. (iStock/shannonstent)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada Rabu (26/8) lalu sempat melakukan uji aktivasi sirene peringatan tsunami jika terjadi gempa megathrust di selatan Jawa.

Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Bandung, Rasmid, menjelaskan sirene yang diuji pada Rabu merupakan sirine rekayasa BMKG. Sirine ini berbeda dari sirine tsunami yang lebih besar jangkauannya.

Rasmid mengatakan sirene ini dibunyikan secara manual oleh Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) BPPD Kota dan Kabupaten.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cara kerjanya adalah BMKG akan mengirimkan peringatan kepada Pusdalops ketika ada informasi gempa besar yang berpotensi tsunami. Lantas Pusdalops akan menekan tombol untuk membunyikan sirene agar warga segera mengungsi sebelum gelombang menerjang.

"Informasi dari BMKG pusat sudah terhubung ke BPBD, jadi ketika ada gempa 2 menit sudah masuk. Kita sediakan monitor besar untuk memantau informasi dari kita," kata Rasmid.

Sirene itu merupakan inisiatif BMKG pusat untuk antisipasi tsunami di daerah wisata dan dengan penduduk padat. Alat itu dipasang pada 2020 lalu.

Di kawasan Jawa Barat alat ini baru tersedia di Pangandaran, Ciamis, dan Pelabuhan Ratu, Sukabumi. Daerah-daerah itu dianggap rawan jika terjadi tsunami karena kepadatan penduduk yang tinggi.

Di Pangandaran, telah terpasang sebanyak empat sirene peringatan tsunami yaitu di Kantor Balawista Pantai Pangandaran, Kantor Telkom Pangandaran, Kantor Kecamatan Pangandaran, serta di Bojong Salawe.

Untuk Wilayah Sukabumi terpasang di tiga lokasi yaitu di Kantor Informasi Geopark Ciletuh, Tower Balawista Pantai Citepus serta Tower Balawista Kantor Desa Citepus. Tetapi satu lokasi yang di Tower Balawista Pantai Citepus mengalami kerusakan karena towernya roboh tergerus gelombang pasang pada 13 Agustus lalu.

"Untuk diseminasi informasi gempa bumi dan tsunami kami mempunyai peralatan yaitu WRS NG yang sudah terpasang di seluruh kantor BPBD kota/kabupaten diseluruh Jawa Barat. Moda diseminasi WRS NG ini berfungsi untuk menginformasikan terkait gempa bumi dan tsunami ke masyarakat di sepanjang pesisir pantai melalui pemerintah daerah," kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung Teguh Rahayu.

Kemungkinan BMKG akan menambah sirine di pantai Tasikmalaya, Garut, dan Cianjur, di masa mendatang.

(ayp/ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER