Industri Otomotif Jepang Surut Dihantam Covid-19

CNN Indonesia
Selasa, 31 Agu 2021 16:33 WIB
Berbagai negara di Asia Tenggara yang menjadi sumber pasokan komponen melakukan penguncian wilayah yang membuat suplai terganggu.
Ilustrasi pabrik Toyota. (AFP/YASUYOSHI CHIBA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Industri otomotif Jepang menyusut pada Juli karena produksi mobil tertekan akibat meningkatnya penularan Covid-19 di Asia. Wabah ini menimbulkan keraguan atas pemulihan sektor ekonomi terbesar ketiga di dunia tersebut.

Peningkatan kasus Covid-19 disebabkan lonjakan kasus varian Delta yang sangat menular. Hal ini memaksa pemerintah di Asia memberlakukan penguncian dan pembatasan baru sehingga mengganggu pasokan suku cadang di seluruh wilayah, ini termasuk perkara chip semikonduktor.

"Ada risiko output akan terhenti menjelang akhir tahun. Produksi mobil kemungkinan akan menjadi penghambat pada Agustus dan September," kata Takeshi Minami, kepala ekonom di Norinchukin Research Institute mengutip Reuters via Today Online, Selasa (31/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aktivitas pabrik turun 1,5 persen pada Juli dari bulan sebelumnya. Namun penurunan diimbangi pertumbuhan produksi barang-barang seperti yang digunakan untuk pembuatan semikonduktor, suku cadang, dan perangkat elektronik lain.

Hal ini bisa diasumsikan bahwa output turun kembali di bawah level sebelum pandemi virus corona setelah melonjak 6,5 persen pada bulan sebelumnya. Ini lebih kuat dari perkiraan penurunan 2,5 persen dalam jajak pendapat ekonom.

Produsen yang disurvei oleh Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI) memperkirakan output akan naik 3,4 persen pada Agustus dan 1 persen pada September.

Sementara itu seorang pejabat pemerintah menyebut perkiraan penurunan pada peralatan transportasi mungkin tidak sepenuhnya karena memperhitungkan gangguan pasokan suku cadang di Asia Tenggara.

Di sisi lain, Toyota Motor sebagai produsen mobil terbesar di dunia berdasarkan volume penjualan mengatakan pada bulan ini akan memangkas produksi pada September sebesar 40 persen dari rencana sebelumnya karena krisis chip.

Data terpisah menunjukkan tingkat pengangguran turun tipis menjadi 2,8 persen dari 2,9 persen pada Juni. Sementara indeks yang mengukur ketersediaan pekerjaan naik sedikit menjadi 1,15 dari 1,13 pada Juni.

Ekonomi Jepang juga mengalami pertumbuhan 1,3 persen secara tahunan pada kuartal kedua. Hal ini didorong konsumsi dan ekspor solid.

Lebih lanjut, pertumbuhan ekonomi tidak akan signifikan saat ini menurut pandangan sejumlah analis karena Jepang juga masih berjuang di tengah mada pandemi.

(ryh/fea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER