Alasan September Utara RI Sudah Musim Hujan, Selatan Kemarau

CNN Indonesia
Senin, 13 Sep 2021 14:45 WIB
Peneliti Klimatologi di Pusat Riset dan Teknologi Atmosfer (PSTA) menjelaskan penyebab wilayah Indonesia berbeda-beda musim.
Ilustrasi musim kemarau. (Foto: CNN Indonesia/Aria Ananda)
Jakarta, CNN Indonesia --

Proses terjadinya musim kemarau ke hujan di wilayah Indonesia memakan cukup waktu. Ini karena letak geografis Indonesia mencakup daratan dan lautan sangat luas.

Karena itu hal lumrah bila beberapa wilayah di Indonesia utara kemungkinan sudah memasuki musim hujan, sedangkan Indonesia bagian selatan masih mengalami musim kemarau.

Seperti disampaikan Peneliti Klimatologi di Pusat Riset dan Teknologi Atmosfer (PSTA) Dr. Erma Yulihastin, wilayah Indonesia bagian selatan masih berada di musim kemarau karena menunjukkan tingkat curah hujan minimum, sedangkan wilayah Indonesia bagian Utara sudah mengalami peningkatan curah hujan dibandingkan dengan bulan Juli dan Agustus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hal ini juga dibuktikan dengan konstentrasi uap air yang tinggi di utara-barat Indonesia," lanjut Erma.

Konsentrasi kelembapan di wilayah utara hingga barat Indonesia berhubungan dengan pembentukan vortex di Samudra Hindia, aktivitas gelombang Madden Julian Oscillation (MJO) fase 2 dan 3.

Kondisi ini juga didukung anomali monson musim panas Asia yang mengalami perluasan hingga menjangkau bagian utara wilayah Indonesia. Sehingga, berpotensi meningkatkan aktivitas konvektif di Samudra Hindia dan mempengaruhi pembentukan hujan di sebagian Sumatra.

Aktivitas gelombang Kelvin di laut dan juga di atmosfer diprediksi mengalami peningkatan seiring dengan penjalaran gelombang Equatorial Rossby (ER) sejak Agustus. Hal ini diprediksi akan terjadi hingga Februari 2022.

"Pada akhir bulan Agustus tercatat terjadi bencana banjir di Kalimantan tengah dan timur karena hujan persisten yang terjadi dan berasosiasi dengan pertemuan gelombang atmosfer ekuator Kelvin dan Rossby," imbuh Erma.

Sebelumnya Erma memperkirakan, bahwa musim hujan akan menjalar dari wilayah barat daya hingga ke seluruh wilayah Indonesia.

"Wilayah Indonesia bagian utara (sekitar wilayah ekuator ke utara) kemungkinan besar sudah memasuki musim hujan pada bulan September 2021. Sedangkan Jawa dan Nusa Tenggara masih mengalami musim kemarau pada bulan September 2021," tulisnya dalam keterangan resmi yang diterima CNNIndonesia.com.

Erma mengatakan wilayah Sumatera bagian timur dan Kalimantan bagian barat perlu dilakukan persiapan antisipasi kebakaran hutan mulai bulan September 2021, dikarenakan wilayah tersebut memiliki probabilitas tinggi untuk mengalami suhu tinggi di atas 32 derajat Celcius.

Sementara untuk daerah seperti Aceh, pantai barat Sumatera, Kalimantan barat dan utara, Sulawesi Barat, Maluku bagian selatan dan daerah pegunungan Papua berpotensi menimbulkan banjir dan tanah longsor, akibat dari meningkatnya curah hujan di wilayah tersebut.

Selain itu, Angin kencang dan gelombang laut yang tinggi kemungkinan besar terjadi di perairan selatan Jawa, Laut Arafuru dan Laut Banda pada bulan September 2021 hingga Oktober 2021.

Erma menyatakan Laut Jawa mempunyai kemungkinan yang tidak begitu tinggi, antara 40 hingga 80 persen untuk mengalami angin kencang dan gelombang laut tinggi pada bulan September 2021.

(lln/mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER