Oasis di Arktika Diprediksi Hilang Akibat Perubahan Iklim

CNN Indonesia
Kamis, 09 Sep 2021 12:10 WIB
Ilustrasi wilayah Arktika. (Olivier MORIN / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sebuah oasis di kawasan Arktika terancam akibat perubahan iklim. Peneliti mengatakan pemanasan global mengancam keberlangsungan ekosistem di kawasan tersebut, dan memprediksi oasis tersebut akan menghilang perlahan-lahan.

Tim peneliti perubahan lingkungan Universitas Helsinki (ECRU) ikut ambil bagian dalam studi yang meneliti tentang sejarah ribuan tahun, dari oasis paling penting di Arktika serta potensinya untuk menerima efek dari perubahan iklim di masa mendatang.

Oasis di Arktika merupakan tempat tinggal bagi banyak satwa endemik yang di antaranya adalah beruang kutub, walrus, dan unicorn laut.

Area ini dikenal sebagai North Water Polynya, berlokasi di antara barat laut Greenland dan Pulau Ellesmere, Kanada, di sebelah utara Teluk Baffin.

Dilansir dari Ctvnews, ECRU bersama dengan 24 universitas lain di seluruh dunia melihat pada mikrofosil dan penanda biokimia yang tersimpan pada endapan untuk melacak sejarah dari area tersebut. Hal ini dilakukan untuk lebih memahami tentang kondisi terkini dari ekosistem di oasis ini.

Penemuan mereka dipublikasikan pada Juli lalu.

"Area ini merupakan oasis paling penting di Arktika, memiliki kemungkinan untuk hilang jika suhu bumi terus meningkat seperti yang diramalkan," papar Kaarina Weckstöm, salah satu peneliti dari ECRU.

Oasis itu, kata Kaarina, dulu stabil dan bisa menjadi ekosistem yang baik sampai 4400 sampai 4200 tahun yang lalu, ketika manusia melewati Selat Beku Nares yang sekarang dikenal sebagai Kanada dan Greenland.

Seperti dilansir Sciencedaily, pada 2200 hingga 1200 tahun yang lalu area ini sempat tidak stabil dan kehilangan produktivitasnya. Penurunan produktivitas ini terlihat dari penurunan pada populasi hewan dan organisme yang berada di rantai makanan bagian atas seperti zooplankton, ikan, dan mamalia laut lainnya.

"Menurut temuan arkeologis, tidak ada penduduk di area ini pada periode tersebut. Ini adalah misteri yang mungkin bisa dijelaskan oleh kaca mata sains, karena kondisi tidak menguntungkan untuk orang-orang hidup bergantung pada berburu dan memancing," ucap Weckström.

"Akan sangat penting untuk setidaknya memperlambat perubahan iklim untuk memberi kesempatan pada orang-orang untuk beradaptasi. Jika kita bisa mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengurangi peningkatan suhu permukaan air, es di Arktika dan Polynya mungkin bisa terselamatkan," pungkas Weckström.

(lnn/ayp)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK