Jakarta, CNN Indonesia --
Seekor penyu belimbing yang merupakan penyu raksasa terbesar di dunia atau dengan nama dermochelys coriacea muncul di pesisir pantai di Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat (Kalbar).
Kemunculan penyu belimbing itu menjadi sebuah fenomena langka karena terjadi di Pantai Paloh yang merupakan tempat peneluran penyu hijau.
Penyu belimbing memiliki panjang lengkung tempurung 174 cm, lebar tempurung 114 cm, dan lebar jejak 194 cm.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Asal-usul Nama
Dilansir dari reptile-database.reptarium.cz, nama dermochelys berasal dari bahasa Yunani derma yang artinya kulit atau disembunyikan, serta chelys yang artinya kura-kura dan mengacu pada dasar kulit yang menutupi tempurung.
Sedangkan coriacea berasal dari bahasa Latin coriaceus yang artinya kulit dan mengacu pada tempurung yang menyerupai kulit.
Ciri-ciri Penyu Belimbing
Penyu belimbing adalah penyu terbesar yang masih hidup dengan bentuk yang sangat khas sehingga ditempatkan dalam keluarga tersendiri, yaitu dermochely.
Tempurung penyu belimbing sedikit fleksibel dan memiliki tekstur kenyal. Tidak ada sudut tajam yang terbentuk antara tempurung dan perut bawah, sehingga penyu belimbing agak berbentuk tong.
Sirip depan penyu belimbing lebih panjang daripada penyu laut lainnya. Ukuran penyu belimbing bisa mencapai 270 cm bila sudah berusia dewasa.
Penyu belimbing terbesar yang pernah tercatat adalah seekor pejantan yang terdampar di West Coast of Wales pada 1988 dengan berat 916 kg.
Deretan sisik putih memberi penyu belimbing garis putih yang membentang di sepanjang punggung mereka.
Persebaran
Pada 1982, seorang peneliti memperkirakan bahwa 115.000 penyu belimbing betina dewasa ada di seluruh dunia dan kira-kira setengah dari mereka mungkin sedang bersarang di Meksiko barat.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, jumlah penyu belimbing yang bertelur mengalami penurunan yang mengkhawatirkan.
Daging penyu belimbing jarang diambil. Namun, telur mereka kerap diburu di zaman dulu.
Namun, perburuan terhadap telur penyu belimbing sudah jarang dilakukan dalam beberapa waktu terakhir, mengingat jumlah penyu belimbing juga semakin berkurang.
Penyu belimbing bisa ditemukan di Samudera Atlantik, Samudera Pasifik, dan Samudera Hindia. Penyu Belimbing terdapat di sejumlah benua antara lain Amerika, Afrika, Eropa, Australia, serta Asia.
Di Asia, keberadaan penyu belimbing tersebar di Jepang, Bangladesh, Sri Lanka, Pakistan, Korea, Vietnam, dan India.
Tempat Bersarang
Penyu belimbing lebih memilih pantai dengan akses terbuka untuk menghindari kerusakan pada plastron dan siripnya yang lembut.
Sayangnya, pantai terbuka seperti itu dengan sedikit perlindungan garis pantai rentan terhadap erosi pantai yang dipicu oleh perubahan musim dalam arah angin dan gelombang.
Penyu belimbing juga rentan terhadap pelindung pantai, makanan pantai, pencahayaan buatan, dan gangguan manusia, seperti yang dijelaskan dalam Ancaman Penyu.
[Gambas:Photo CNN]
Keterikatan di Laut
Penyu belimbing adalah penyu yang paling pelagis, mencari makan di laut terbuka daripada di dekat pantai seperti yang dilakukan penyu laut lainnya. Di laut, mereka cukup sering terjerat dalam tali rawai, tali jangkar pelampung dan tali serta kabel lainnya. Hal ini dapat mengakibatkan cedera, terpotongnya tali atau kabel pada bahu dan sirip atau tenggelam.
Sebab kepunahan
Penyu raksasa ini terancam punah imbas kegiatan manusia dan predator. Misal, karena penyu tak sengaja terperangkap dan tenggelam akibat terjaring tali bubu atau pukat harimau oleh perahu penangkap ikan dan udang komersial.
Selain itu, masalah pemanenan telur penyu juga merupakan masalah yang signifikan. Selain itu, penyu belimbing terkadang memakan sampah plastik yang mereka temukan di air, mungkin salah mengira itu ubur-ubur. Sampah plastik ini tidak dapat dicerna, dan semakin banyak penyu yang ditemukan mati dengan saluran pencernaan yang tersumbat.