Fakta-fakta Vaksin Zifivax yang Dapat Izin Darurat BPOM

CNN Indonesia
Kamis, 07 Okt 2021 13:46 WIB
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberikan izin penggunaan darurat (EUA) bagi vaksin Covid-19 Zifivax. (iStockphoto/herraez)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberikan izin penggunaan darurat (EUA) bagi vaksin Covid-19 bernama Zifivax.

Vaksin itu adalah buatan perusahaan farmasi Anhui Zhifei Longcom yang menggandeng Institut Mikrobiologi Akademi Ilmu Pengetahuan China (IMCAS).

Vaksin itu mempunyai nama ZF2001. Sedangkan merek dagangnya adalah Zifivax atau ZF-UZ-VAC-2001.

Menurut data dari situs Track Vaccines, uji klinis tahap III vaksin Zifivax dilakukan di Ekuador, China, Pakistan, dan Uzbekistan.

Berikut ini sejumlah fakta mengenai vaksin Zifivax yang dirangkum CNNIndonesia.com.


Diizinkan China dan Uzbekistan

Vaksin Zifivax sampai saat ini mengantongi dua izin penggunaan darurat yakni di China dan Uzbekistan. Menurut laporan Reuters, Uzbekistan memberikan izin penggunaan darurat Zifivax pada 1 Maret lalu.

Sedangkan China merestui izin penggunaan darurat Zifivax pada 15 Maret 2021.


Pakai metode protein rekombinan

Vaksin Zifivax dibuat menggunakan metode protein rekombinan, yakni menggunakan sebagian dari komponen virus untuk memicu reaksi imun tubuh.

Metode itu dinilai lebih aman bagi pasien dengan masalah sistem imun (immunocompromised).

Cara yang digunakan membuat vaksin Zifivax sama dengan teknologi yang digunakan oleh Novavax, Vector Institute, dan Medicago.


Efikasi terhadap varian Covid-19

Menurut hasil penelitian pada Agustus 2021 yang dilansir The Straits Times dan dipaparkan Pusat Informasi Bioteknologi Nasional Amerika Serikat (NCBI), efikasi Zifivax terhadap Covid-19 varian Alpha mencapai 93 persen.

Sedangkan efikasi terhadap varian Delta mencapai 78 persen.

Diberikan 3 dosis

Vaksin Covid-19 Zifivax akan diberikan tiga dosis dalam rentang waktu dua bulan.

Pemberian tiga dosis vaksin ini ditujukan untuk memberikan perlindungan yang lebih aman, demikian menurut laporan South China Morning Post.

(ayp/ayp)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK