Penelitian terbaru yang diterbitkan Astrophysical Journal Letters menunjukkan suhu di Planet Neraka ternyata jauh lebih ekstrem daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Para astronom tadinya diyakini telah mengetahui suhu panas yang sangat ekstrem sampai hujan besi cair panas dipercaya menjadi kondisi sehari-hari di exoplanet--hingga dijuluki 'Planet Neraka'--yang letaknya di ekstrasurya sekitar 640 tahun cahaya dari bumi.
Namun, Itu diketahui dari penemuan sejumlah besar kalsium di udara oleh para ilmuwan yang dipimpin oleh tim dari Cornell University yang menyelidiki atmosfer WASP-76b.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir futurism, penemuan kalsium merupakan bagian dari survei exoplanet selama bertahun-tahun menggunakan observatorium Gemini North di Hawaii. Menurut para peneliti, hasilnya akan berujung pada katalog exoplanet yang mengungkapkan lebih banyak detail tentang atmosfer mereka daripada yang mungkin terjadi di masa lalu.
"Kami melakukan penginderaan jauh terhadap lusinan planet ekstrasurya, yang mencakup rentang massa dan suhu. kami akan mengembangkan gambaran yang lebih lengkap tentang keragaman dunia asing, dari yang cukup panas untuk menampung hujan besi ke yang lain dengan iklim yang lebih moderat, dari yang lebih kuat dari Jupiter hingga yang tidak jauh lebih besar dari bumi," ucap Cornel Ray Jayawardhana, salah seorang penulis studi sekaligus astronom.
Dalam studi terbaru WASP-76b terkait penambahan intensitas hujan badai besi cair harian menunjukkan bahwa planet ekstrasurya tidak akan menjadi tempat bermukim. Tetapi ketika tim terus mensurvei lebih banyak dunia, mereka mungkin menemukan lokasi atau planet yang lebih ramah untuk menjadi Bumi 2.0.
Lihat Juga : |
Sebelumnya, pada hasil studi yang diumumkan pada 3 November 2020, tim peneliti internasional menggambarkan sebuah planet yang lokasinya tidak seperti yang ada di tata surya kita. Planet ekstrasurya seukuran bumi yang dinamakan K2-141b adalah dunia lava panas di satu sisi, tetapi sangat dingin di sisi lain.
Ini memiliki lautan magma, atmosfer uap batu, dan angin supersonik. K2-141b merupakan planet yang mengorbit dekat dengan bintangnya dan tentu saja cenderung jauh lebih panas daripada Merkurius dan Venus yang lokasinya lebih jauh dari matahari di tata surya.
Pada tanggal 3 November, para ilmuwan di Universitas McGill, Universitas York dan Institut Pendidikan Sains India mengumumkan bahwa satu planet yang sedang dipelajari adalah dunia yang panas terik di satu sisi dan membeku di sisi lain.
Tue Giang Nguyen dari Universitas York adalah penulis utama penelitian ini, yang diterbitkan 3 November 2020, dalam jurnal peer-review Monthly Notices of the Royal Astronomical Society.
"Studi ini adalah yang pertama membuat prediksi tentang kondisi cuaca pada K2-141b yang dapat dideteksi dari jarak ratusan tahun cahaya dengan teleskop generasi berikutnya seperti Teleskop Luar Angkasa James Webb,," ujar Nguyen dalam sebuah pernyataan dilansir earthsky.com.
(ttf/ttf/mik)